Atasi Siswa Tidak Mau Maju Maju di Depan Kelas!

Ambar Nurhayati, S.Pd., M.Pd. Guru matematika SMKN3 Klaten
Ambar Nurhayati, S.Pd., M.Pd. Guru matematika SMKN3 Klaten

JATENGPOS.CO.ID, – Peserta didiktidakmau maju di depan kelas? Hal ini sering terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Ditunjukpun tidak mau, apalagi sukarela? Fenomena ini terjadi hampir di setiap mata pelajaran terutama mata pelajaran matematika. Bahkan pelajaran matematika sering disebut sebagai momok. Gurupun sering dianggap killer. Hal ini terjadi baikpada jenjang pendidikan dasar maupun menengah.

Guru dibuat pusing, bagaimana cara menumbuhkan kesadaran bagi siswa agar mau maju mengerjakan soal di depan kelas. Bahkan tidak jarang siswa harus dipaksa. Dengan pemaksaan ini,  seringkali siswa maju dengan kondisi tertekan. Badannya gemetar dan keluar keringat dingin.

Sebenarnya, pentingkah siswa dilatih untuk maju mengerjakan soal di depan kelas? Hal ini sangatlah penting, karena dengan siswa dibiasakan maju ke depan kelas maka siswa dilatih untuk:terampil mengemukakan pendapat, berbicara di depan orang banyak, mandiri  dan menumbuhkan rasa percaya diri.  Semua itu akan sangat penting dalam pendidikan karirnya.

Guru yang sering disebut sebagai pahlawan tanpa tanda jasa, berusaha menggunakan berbagai cara dan metode untuk mendidik dan mengajar putra putri harapan bangsa. Dengan harapan agar anak-anak bangsa menjadi manusia Indonesia yang berguna. Sehingga tercapai tujuan nasional seperti yang tertuang dalam undang-undang no.20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 3, “tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan pteansi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”

Salah satu usaha untuk melatih siswa agar lebih cakap, kreatif, mandiri, demokratis dan bertanggung jawab adalah dengan membiasakan siswa untuk berani maju di depan kelas. Siswa dilatih untuk berani presentasi, demonstrasi ataupun mengerjakan soal. Dengan demikian siswa berani mengeluarkan pendapat dan berargumen.

Pengalaman yang penulis alami dalam mengatasi siswa ogah maju di depan kelas ini mungkin bisa dijadikan referensi bagi pembaca. Menurut petunjuk teknik penilaian berdasar K-13 Revisi, ada beberapa macam penilaian diantaranya penilaian pengetahuan, keterampilan dan sikap. Dalam penilaian pengetahuan terbagi menjadi tes lisan, tertulis, dan tugas.Dalam hal ini tes lisanlah yang penulis gunakan sebagai ujung tombak agar siswa mau mengerjakan soal matematika di depan kelas.Penulis mengumumkan kepada siswa bahwa pada materi yang kita pelajari akan diambil nilai tes lisan,  maka dalam mindset siswa akan tertanam bahwa siswa harus memdapatkan nilai . Dengan demikian naluri setiap siswa akan  tergerak untuk memperoleh nilai.

Dalam setiap pembelajaran, penulis memberikan beberapa soal untuk dikerjakan di papan tulis. Siswa akan berusaha untuk mengerjakan, kemudian menuangkan pendapat dan gagasannya dengan menuliskan jawabannya di papan tulis. Hasil pekerjaan siswa sebagai bahan diskusi dan nilainya bisa diambil sebagai nilai tes lisan. Dengan cara ini, siswa berebut untuk mengerjakan soal di depan kelas. Hal ini karena siswa termotivasi untuk mendapatkan nilai dari tes lisan.

Cara ini memang tidak selalu berjalan dengan mulus. Terkadang beberapa siswa tidak mempunyai keberanian untuk mengerjakan soal di depan kelas. Ada yang ogah maju karena takut hasil pekerjaannya salah. Tetapi ketika kita rayu bahwa setiap siswa harus mempunyai nilai dari tes lisan dan akan kita bimbing jika mengalami kesulitan, akhirnya semua siswa dalam kelas berhasil maju mengerjakan soal di depan kelas.

Ambar Nurhayati, S.Pd., M.Pd.

Guru matematika SMKN3 Klaten