CTL Tingkatkan Menulis Puisi di SMP

Lilis Suryani, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia di SMP N 3 Ngadirojo
Lilis Suryani, S.Pd. Guru Bahasa Indonesia di SMP N 3 Ngadirojo

Penguasaan keterampilan menulis puisi merupakan salah satu bentuk penuangan ide atau gagasan yang muncul dari kata hati. Tidak semua insan mampu menuangkan ide secara totallitas sebagai ungkapan karya sastra.

Akhir-akhir ini banyak peserta didik mengalami kesulitan dalam menulis puisi. Di antarannya pengungkapkan ide, gagasan serta kata kunci yang akan ditulis. Kebiasaan sering terjadi dalam menulis puisi, penulisannya tidak berbentuk bait melainkan kalimat. Dikarenakan kurangnya minat peserta didik dalam membaca maupun menulis sastra.

Pembelajaran menulis puisi KD menyajikan gagasan dan perasaan dalam bentuk teks puisi di SMP Negeri 3 Ngadirojo khususnya kelas VIII F semester 1 tahun pelajaran 2018/2019 dihadapkan pada berbagai kendala. Hal ini terjadi karena kurangnya minat peserta didik terhadap pembelajaran menulis puisi. Diantaranya kesulitan merangkai kalimat atau mengembangkan ide, gagasan salah satu yang akan menjadi permasalahan dalam tulisan ini. Sehingga perlu sekali adanya solusi, guna peningkatan minat peserta didik dalam menulis puisi.

Dalam keterampilan menulis puisi pada peserta didik, tidak hanya untuk mempertajam pengamatan dan meningkatkan kemampuan bahasa, tetapi juga bertujuan agar peserta didik diharapkan dapat memperoleh minat segar yang muncul dari kedalaman puisi itu sendiri. Menulis puisi merupakan suatu proses kreatif memindahkan gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Kegiatan itu memiliki tiga aspek utama antara lain, adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai, gagasan atau sesuatu yang hendak dikomunikasikan, dan adanya sistem pemindahan gagasan itu yang berupa bahasa.
Menurut Suryaman (2005:20), puisi merupakan karya emosi, imajinasi , pemikiran, ide, nada, irama, kesan panca indera, susunan kata, kata-kata kiasan , kepadatan, dan perasaan yang bercampur baur dengan memperhatikan pembaca. Konsep estetis sebuah puisi merupakan proses kreatif dan mendapatkan ilham atau inspirasi, menyimpan dalam kenangan mencari dan menemukan pilihan kata atau kalimat yang sesuai dengan gagasan menuangkan gagasan ke dalam tulisan, hingga menyusun larik-larik ke dalam bait puisi.

Proses kreatif tidak sekali jadi dan tidak secepat kilat. Maka dalam menyusun puisi memerlukan proses diantaranya dengan menguasai berbagai ilmu pengetahuan dan media yang digunakan. Di sini penulis menggunakan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning).

CTL merupakan suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan peserta didik secara penuh untuk menemukan materi yang dipelajari. Pertama peserta didik terjun langsung menemukan sendiri dan mengembangkan pemikirannya untuk mencari ide dan gagasan yang berupa kata-kata kunci. Kedua peserta didik mulai bisa menyusun puisi dari hasil pengamatan lingkungan yang telah dilakukan. Walaupun awalnya masih berupa kalimat, setelah diadakan pembelajaran CTL peserta didik mulai memahami cara membuat puisi berbentuk bait sesuai dengan unsur-unsur yang membangun.

Dengan memperhatikan tema, rima, diksi, majas, maupun citraan. Isi puisi tersebut menghubungkan situasi kehidupan nyata, yang berkaitan dengan lingkungan sekolah sehingga peserta didik didorong untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan model pembelajaran CTL peserta didik menjadi termotivasi untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar menulis menjadi lebih baik. Pembelajaran menulis puisi memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi peserta didik untuk menciptakan karya-karyanya dalam bentuk puisi, dan dapat menambah kosa kata baru yang belum pernah digunakan. Sehingga hasil yang dicapai dari pembelajaran keterampilan menulis puisi pada peserta didik kelas VIII F SMP Negeri 3 Ngadirojo meningkat dan tidak lagi mengalami kesulitan.

Lilis Suryani, S.Pd.
Guru Bahasa Indonesia di SMP N 3 Ngadirojo