Dengan Model “Prediction”, Berkenalan Jadi Mengasyikan

Arinti Sandy, S. Pd Guru SMA Negeri 1 Wonogiri
Arinti Sandy, S. Pd Guru SMA Negeri 1 Wonogiri

JATENGPOS.CO.ID, – Euforia siswa baru terasa satu atau dua minggu setelah pengumuman mereka diterima di sekolah idaman. Hal ini berangsur luntur seiring dilaksanakannya kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah. Mereka harus segera menyesuaikan diri dengan peraturan yang berlaku di tempat belajar yang baru.

Bagi siswa baru, beradaptasi merupakan hal yang sulit. Sebagian besar siswa ini cenderung tidak nyaman dan membandingkan sekolah lama mereka dengan sekolah mereka sekarang. Hal ini akan mempergaruhi semangat belajar mereka, dan otomatis prestasi belajar menurun.

Di awal pembelajaran, guru dan siswa saling memperkenalkan diri. Pada pembelajaran Bahasa Inggris, terdapat satu Kompetensi Dasar yang mempelajari cara memperkenalkan diri menggunakan Bahasa Inggris berdasar situasi. Siswa diharapkan menguasai keterampilan berkomunikasi menggunakan Bahasa Inggris secara lisan maupun tulis. Mereka diajarkan bagaimana memperkenalkan diri dan memperkenalkan orang lain pada forum resmi dan tidak resmi. Tentu saja setiap siswa tidak memiliki kesiapan mental yang sama ketika tampil di depan kelas satu persatu menggunakan Bahasa Inggris. Kebiasaan “unjuk gigi” di kelas saat di sekolah lama mereka berbeda. Ketika guru menemukan bahwa siswa baru ini belum terkoneksi dengan baik, maka guru dapat memberi stimulus yang meningkatkan: 1) rasa percaya diri dimana siswa di harapkan aktif dalam pembelajaran di kelas. 2) penguasaan kosa kata Bahasa Inggris, yang dalam hal ini tidak secara frontal dipaksakan kepada siswa untuk menguasai vocabulary lebih banyak. 3) hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris, dimana Bahasa Inggris menjadi materi tolok ukur bagi siswa menghadapi Ujian Nasional, Seleksi Perguruan Tinggi Negeri dan rekrutmen di dunia kerja.

Materi Kompetensi Dasar “Pemaparan Jati Diri” mengasah keterampilan Speaking yang lebih mudah disampaikan dengan strategi pembelajaran Active Learning. Dari sekian macam strategi Active Learning dalam buku Sillberman (1996), Prediction mudah diterapkan di kelas untuk membantu siswa menguasai materi ini.

Prosedur dari model Prediction adalah; 1) siswa dikelompokkan terdiri dari 2 atau 3 anak. Formasi tempat duduk di sesuaikan kapasitas ruangan, diusahakan siswa duduk dengan posisi yang sama. 2) guru memilih beberapa anak, yang tidak berasal dari sekolah yang sama, menjadi subjek “what kind person am I?” supaya ada curiousity yang besar dari tiap individu. 3) setiap kelompok diperkenankan memberi beberapa pertanyaan terhadap subyek yang meliputi; where have you been raised?; How many sibling do you have?; what kind music do you like?; what do you usually do in spare time? Dan sebagainya. Durasi bertanya jawab dibatasi maksimal 10 menit sehingga siswa  dapat bertanya jawab dengan subyek kedua dan seterusnya dengan langkah yang sama. Setelah kegiatan tanya jawab dengan subyek selesai, setiap kelompok menyampaikan prediksi tentang karakter dari setiap subyek. Guru dapat melakukan penilaian pengetahuan, sikap dan ketrampilan pada waktu bersamaan.

 

Arinti Sandy, S. Pd
Guru SMA Negeri 1 Wonogiri