Guru Adalah Pendidik Yang Terdidik

SD Negeri Kledungkradenan Banyuurip Purworejo
Teguh Kadiyono, S.Pd. SD Negeri Kledungkradenan Banyuurip Purworejo

PURWOREJO – Guru di zaman dahulu ( tahun 1970 – 1990 an ), dengan kondisi sarpras yang masih sederhana bisa fokus dan serius membimbing dan mendidik peserta didiknya. Isi mata pelajaran dan cakupan masih sederhan termasuk kurikulum pendidikan, seperti Kurikulum : 1975, 1984 ( CBSA ), 1994. Situasi dan kondisi kaitannya dengan : ilmu dan teknologi, ancaman, tantangan, hambatan, dan gangguan baik untuk peserta didik dan gurunya masih sederhana, belum  tersarat seperti sekarang ini, yang penuh ekstra untuk lebih selektif dan hati – hati.

Termasuk gaji dan kesejahteraan, nasib, penghargaan, sosial – ekonomi dan status sangat jauh dibandingkan dengan PNS atau karyawan lainnya.“Out put “/ lulusan peser ta didik : disiplin, kejujuran dan tanggung jawab sangat tinggi, proses dan hasil pendewasaan lebih matang sehingga “ ready “/ siap dipakai danterjun di masyarakat serta dunia kerja menurut ala / kondisi waktu itu.

Guru di zaman sekarang : zaman modern, serba IT yang cukup canggih, sarpras begitu lengkap, komunikasi sangat mudah dan sangat cepat, kurikulum selalu berubah yang katanya untuk penyempurnaan, ganti menteri / pemimpin ganti kebijakan yang tidak sinergi dan kontinue dengan pemegang kekuasaan / kebijakan sebelumnya. Khususnya guru – guru Sekolah Dasar ( SD ) yang kewa jiban utama dan tanggung jawabnya sesuai tugas pokok dan fungsinya adalah : mendidik, mengajar, memfasilitasi, mengarahkan, dan membersamai dalam proses pendewasaan peserta didik, baik utamanya di sekolah, masyarakat dan keluarga de ngan kerja sama yang harmonis dan manis.

Mari cermati dan  kaji bersama yang terjadi pendidikan di sekitar kita.Semangat guru di zaman sekarang ini sudah berbeda dan berubah dibandingkan guru – guru di zaman kita waktu kecil dulu. Guru – guru sekarang terkesan hanya me ngajar, menyampaikan materi dan melaksanakan evaluasi. Kurang disertai men didik, menyampaikan karakter dan nilai – nilai luhur / baik dalam kehidupan, Jam datang dan pulang tidak disiplin, tidak sesuai format sebagai PNS ( sering datang terlambat, walaupun ada “finger print” bisa disikapi).Persiapan dalam mengajar kurang, dalam proses Kegiatan Belajar Mengajar be lum maksimal seperti yang kita harapkan.

Guru rangkap pekerjaan,disamping mengajar mengerjakan berbagai administrasi yang kadang tidak sesuai dengan tupoksinya, misal: operator, pengu rus berbagai organisasi, dan sebagainya. Permasalahan yang lain jumlah guru ku rang atau terbatas, sementara angkatan tidak ada. Kekurangan guru diatasi oleh pa ra wiyata bhakti yang penuh keterbatasan. Lebih – lebih kita lihat para guru yang menjelang pensiun, sangat drastis penurunan semangat dalam mengajar. Padahal gaji mereka rangkap juga : gaji pokok dan TPG. Ini menjadi masukan dan evaluasi pemerintah, c.q. Departemen Pendidikan Nasional.

Orang tua dan masyarakat tidak peduli. Terlibat narkoba, tawuran, pe malakan, kriminalitas, pergaulan bebas, hamil di luar nikah / di bawah umur, “ma desu” = masa depan suram, adanya geng / kelompok – kelompok anak nakal, pu tus sekolah, prilaku aneh dan brutal, berani dengan guru ( bahan koreksi ) bersa ma, tuntutan di luar akal sehat / di luar kemampuan ( orang tua miskin minta mo tor, uang saku berlebihan ).

Dengan kondisi  peserta didik tersebut di atas; sebagian dari mereka ber prestasi memuaskan, menyandang berbagai predikat, menyabet berbagai kejuaraan, nama harum mereka sebarkan / torehkan yang dapat membanggakan  keluarga, sekolah, masyarakatnya. Baik di tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi,  na sional, bahkan tingkat dunia. Namun di sisi lain ada sebagian peserta didik kita ki ta yang sungguh – sungguh memprihatinkan dan sangat mengecewakan Ilmu dan teknologi harapannya berdampak positif terhadap prestasi proses belajar mengajar di kelas. Dampak positifnya : proses cepat, mudah, menambah pengalaman, semangat maju ( tidak gagap teknologi = gaptek ), lebih evisien dan efektif, lebih praktis. Tidak kalah pentingnya dampak negatif yang harus kita waspadai : mudahnya mengakses situs –situs film kekerasan, porno dan kegiatan – kegiatan yang tidak mendukung PBM. Hal ini justru akan mengganggu dan menghambat serta meracuni bagaikan virus yang sulit dihilangkan.

Kondisi yang sungguh memprihatinkan ini adalah menjadi tanggung jawab kita bersama. Keluarga dan  masyarakat sangat berperan sekali, dimana para peserta didik waktu terbanyak di tangan mereka. Sekolah yang tidak kalah penting sebagai lembaga formal / resmi juga sangat berperan. Para guru dengan tugas mulianya, pahlawan tanpa tanda jasa sangat berkepentingan  keberhasila para peserta didik. Kita harus bekerja sama, saling bahu membahu, selalu berkomunikasi, silaturrahmi, berkolaburasi. Dalam segala hal, kegiatan dan rencana semua unsur harus terlibat.