Hendi Prihatin Pelajar jadi Pelaku Kejahatan

Walikota Semarang, Hendrar Prihadi.

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi prihatin dengan maraknya kejahatan yang melibatkan kalangan pelajar sebagai pelakunya, termasuk yang belakangan terjadi di daerah ini.

“Beberapa hari ini banyak kejadian yang memprihatinkan kita semua. Mulai pembunuhan yang terjadi di Jalan Arteri hingga terakhir pembunuhan terhadap sopir taksi ‘online’,” katanya di Semarang, Senin.

Setelah ditemukan pelakunya, yakni pembunuhan terhadap sopir taksi “online”, politikus PDI Perjuangan yang akrab disapa Hendi itu mengaku kaget sekaligus prihatin karena ternyata masih kalangan pelajar.

“Saya pun cemas memikirkan persoalan ini. Setelah ditemukan pelakunya, Masya Allah, ternyata mereka adalah pelajar di salah satu sekolah menengah kejuruan (SMK) di Kota Semarang,” katanya.

Hendi pun semakin prihatin ketika mengetahui bahwa salah satu pemicu tindak pembegalan yang dilakukan dua anak di bawah umur terhadap sopir taksi “online” itu karena ingin mendapatkan perhatian dan pengakuan.

“Apalagi, diketahui bahwa prestasi akademik anak-anak yang melakukan kriminalitas ini biasa-biasa saja, lalu ingin menunjukkan eksistensi dengan cara yang salah. Tentu saja, sangat memprihatinkan,” katanya.

Bapak tiga anak itu mencontohkan fenomena remaja yang ingin mendapatkan perhatian terlihat pada media sosial, di antaranya beberapa kali mengunggah foto dengan latar belakang mobil yang berbeda-beda.

Menurut survei yang dilakukan Clark University, Massachusetts, Amerika Serikat, kata dia, di era kemajuan teknologi saat ini tercatat hanya 55 persen remaja yang masih intens berkomunikasi dengan orang tuanya setiap hari.

“Maka, mulai hari ini saya minta kepada seluruh orang tua, khususnya di Semarang, mari tingkatkan komunikasi dengan putra-putri masing-masing lebih intensif. Pastikan perkembangan anak-anak ke arah yang positif,” katanya.

Semestinya, orang nomor satu di Kota Semarang itu mengatakan kalangan orang tua untuk memantau perkembangan anak-anaknya dengan secara intens berkomunikasi, termasuk memberikan pujian sebagai motivasi.

“Jangan biarkan anak tumbuh tanpa perhatian orang tuanya yang malah sibuk sendiri hingga akhirnya anak lebih akrab dengan sosmed, internet, ketimbang dengan lingkungannya. Bahkan, dengan orang tuanya,” katanya.

Selain itu, ia mengajak seluruh jajaran pegawai negeri sipil (PNS) di Kota Semarang untuk bergerak bersama membantu memberikan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja di lingkungannya masing-masing.

“Lingkungan keluarga paling utama. Tetapi, tidak kalah utama adalah persoalan lingkungan di sekitar tempat tinggal. Ini merupakan tugas kita bareng-bareng sebagai aparatur negara. Segera atasi bersama,” katanya.

Sebagaimana diwartakan, beberapa waktu lalu terjadi kasus pembunuhan sopir taksi “online” di Kota Semarang yang ternyata dilakukan dua siswa berusia 15 tahun yang masih duduk di salah satu SMK negeri di Kota Atlas. (drh/ant)