Kecamatan Kota Kudus Jadi Pilot Project

Tim STBM Kabupaten Kudus, melakukan survei di sejumlah rumas di Desa Piji, Dawe guna mengumpulkan data untuk Progam GIS. FOTO: DOK. DKK KUDUS/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, KUDUS – Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) kabupaten Kudus menciptakan sebuah inovasi pemetaan geografis berbasis data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Kecamatan Kota Kudus ditunjuk sebagai pilot project, dalam progam yang mulai dijalankan akhir tahun ini.

Kepala DKK Kudus Djoko Dwi Putranto melalui Kasi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Umi Widiyanti mengatakan, progam tersebut sejalan dengan kebijakan Bupati Kudus Musthofa, agar masyarakar Kota Kretek sehat dan sejahtera.

“Tahun ini pilot projectnya memang satu desa, namun rencana ke depannha bisa menyeluruh di semua desa,” ujar Umi didampingi Staf Seksi Kesling, Kesja dan Olahraga Budiarto.

Menurutnya, pihaknya akan mulai melakukan pendataan pekan ini, yang menyasar di Desa Kauman Kecamatan Kota Kudus. Adapun yang menjadi prioritas, adalah pendataan mengenai keadaan STBM disetiap rumah. Satu per satu rumah di desa setempat, akan didata secara bergiliran.

Pendataan itu, lanjutnya, melibatkan tim dari pendamping STBM. Tapi sebelum memulai pendataan ke Desa Kauman, pihaknya telah mulai menerapkan program tersebut dengan sampel dibeberapa rumah di Desa Piji, Kecamatan Dawe Kudus. Data GIS STBM yang disajikan saat ini, akan terlihat data gambar STBM di setiap rumah.

“Biasanyabdata STBM hanya terlihat prosentase saja, tapi sekarang kami ingin memyajikan dalam bentuk data dan foto,” ujarnya.

Fasilitator STBM Wedya Sudarprasedha dan Gutama menambahkan, dengan adanya inobasi baru ini, data yang dijasikan akan  sesuai dengan kondisi riil di masyarakat. Adapun data foto STBM itu, meliputi akses cuci tangan, air minum dan makanan di setiap rumah tangga.

“Data foto itu juga memperlihatkan cara pengelolaan sampah, dan sarana pengelolaan sampah serta limbah rumah tangga,” paparnya.

Menurutnya, data beserta foto itu akan memudahkan, jika nantinya ada pemantauan tentang kondisi STBM. Kemudian manfaat adanya inovasi tersebut, untuk data visual akses STBM di Kabupaten Kudus. Akses data STBM itupun sesuai dengan lokasi geografisnya, sehingga akan memudahkan pemerintah dalam menemukan solusi terhadap permasalahan STBM.

“Contohnya jika ada kesulitan dalam membangun akses BAB di semua rumah, maka solusinya adalah membangun akses BAB komunal terdekat. Dan penempatan calon lokasi akses komunal ini, bisa dilihat dari peta GIS,” ujarnya.

Dikatakannya, jika program GIS dapat dimaksimalkan, untuk program kesehatan ataupun yang lainnya. Harapannya data STBM bisa lebih, terstruktur, dan tampilannya lebih bagus.

“Jika progam GIS bisa dimaksimalkan untuk progam lainnya, data STBM ini akan lebih terstruktur dan tampilannya lebih bgaus,” pingkasnya. (mg8)