Magelang Siapkan 500.000 Masker Antisipasi Hujan Abu Merapi

Warga melintasi jalan yang diselimuti abu vulkanik letusan Gunung Merapi di Muntilan, Jawa Tengah, Kamis (24/5). Sejumlah daerah di kawasan Magelang, Jawa Tengah terkena hujan abu vulkanik akibat letusan Gunung Merapi yang terjadi pada Kamis (24/5) pukul 02.56 WIB dengan durasi 4 menit dan tinggi kolom (asap letusan) 6.000 meter. ANTARA FOTO/Andreas Fitri Atmoko

JATENGPOS.CO.ID, MAGELANG – Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, telah menyiapkan sebanyak 500.000 masker untuk mengantisipasi ancaman bencana Gunung Merapi berupa hujan abu jika sewaktu-waktu erupsi.

“Sebanyak 150.000 masker saat ini telah disiapkan di desa-desa atau kecamatan di sekitar kawasan Gunung Merapi,” kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang Edy Susanto di Magelang, Kamis.

Saat ini aktivitas Gunung Merapi masih status waspada (level II) dan akhir-akhir ini terjadi guguran lava pijar yang mengarah ke hulu Kali Gendol Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Kejadian tersebut sempat membuat beberapa wilayah di sekitar Merapi terjadi hujan abu.

Radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi tidak diperkenankan untuk aktivitas penduduk karena tetap ada ancaman lontaran pasir, kerikil atau batu apabila terjadi letusan. “Kondisi Magelang sampai sekarang masih aman, namun kita harus meningkatkan kewaspadaan karena memang status Gunung Merapi saat ini waspada,” katanya.

Ia menuturkan Merapi dalam proses pembentukan kubah lava, kadang ada material kalau terkena angin besar debu terbang dan ini bagian dari ancaman Merapi, meskipun tidak meletus.

Oleh karena itu, pihaknya menyiapkan masker di masyarakat yang sudah dibagikan ke kecamatan dan nanti kecamatan akan menyerahkan ke desa yang membutuhkan.

Ia mengatakan distribusi masker hanya untuk desa-desa yang paling dekat dengan Merapi dengan asumsi desa-desa itu terlalu jauh lokasinya sehingga masker disediakan sejak sekarang.

Persiapan masker ini, kata dia, untuk jangka pendeknya. Sedangkan untuk jangka panjang BPBD terus melakukan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat, salah satunya adalah konsep “sister village” atau desa bersaudara.

Sister village adalah “menjodohkan” kampung yang berpotensi terkena bencana atau kawasan rawan bencana dengan kampung yang jauh lebih aman sebagai tempat pengungsian. (fid/ant)