Media APP Tingkatkan Pemahaman Siswa

Tingkas Harjanti S.Pd SDN I Bojonegoro Kedu
Tingkas Harjanti S.Pd SDN I Bojonegoro Kedu

Makhluk hidup di dunia ini mempunyai syarat kehidupan yang paling utama. Syarat itu adalah bernafas. Baik itu untuk tumbuhan, hewan maupun manusia, tak ada satupun makhluk yang hidup tanpa bernafas. Kita sebagai manusia wajib menjaga supaya alat pernafasan kita tetap sehat. Untuk menjaganya tetap sehat terkadang manusia tidak mempunyai suatu kesadaran karena pengetahuan tentang alat pernafasan itu masih minim.

Pembelajaran yang biasa dilakukan guru pada SDN I Bojonegoro Kedu, guru memberikan dasar pengetahuan awal kepada siswa melalui buku. Dari pengetahuan dasar yang dimiliki, sebagian besar pemahaman siswa tentang pernafasan manusia masih sangat minim, bukan karena mereka tidak mau belajar, namun jikalau hanya mendapat penjelasan dari guru. Siswa sukar membayangkan bagaimana proses manusia bernafas.

Biasanya anak hanya menghafal bagaimana proses masuknya udara pernafan itu sendiri, berawal dari lubang hidung tempat masuknya udara. Di dalam lubang hidung, udara akan disaring oleh bulu-bulu yang ada di hidung. Selain bulu di dalam rongga hidung juga terdapat lendir yang berfungsi mengatur suhu udara yang masuk melalui rongga hidung.

Dari rongga hidung, udara melewati faring, laring dan trakea, setelah dari trakea terdapat percabangan tenggorokan yang dinamakan bronkus. Bronkus ini percabangan menuju paru-paru. Di dalam paru-paru terdapat percabangan bronkus yang dinamakan bronkiolus. Bronkiolus itu sendiri bercabang lagi menjadi alveolus. Di alveolus ini oksigen yang dibawa masuk oleh udara pernafasan menggantikan tempat karbondioksida. Begitulah terus proses manusia bernafas.

Berawal dari hal itu, untuk mempermudah siswa membayangkan proses masuknya udara pernafasan ke dalam paru-paru, guru membuat sebuah alat peraga pernafasan (APP). Siswa dapat belajar menggunakan APP yang bisa dibuat sendiri.

APP dapat membuat siswa melihat secara langsung suatu proses bernafas. Yaitu proses masuknya udara pernafasan dari hidung sampai ke paru-paru. Sehingga siswa tidak hanya membayangkan karena pada dasarnya anak-anak masih dalam proses belajar obyektif. Yaitu cara belajar yang bisa dilihat dengan mata secara langsung.

Seperti yang dikemukakan oleh Gibson Mitchell (1981) tugas-tugas perkembangan anak SD meliputi memiliki kemampuan untuk memvisualisasikan sesuatu secara relative terbatas dan memiliki daya nalar yang belum sepenuhnya berkembang.

Guru membuat alat peraga pernafasan dari botol air mineral bening, bagian tutupnya dilubangi dan dimasukkan sedotan 2 buah. Pangkal sedotan di dalam botol itu dipasang balon kemudian bagian bawah botol diganti dengan plastik bening.

Dari ujung sedotan siswa bisa meniupkan nafasnya. Saat udara ditiupkan, di dalam pernafasan ini berarti udara sedang masuk melalui hidung. Ketika udara sampai di balon, balon akan mengembang. Ini menandakan udara sudah sampai di paru-paru. Pada saat yang bersamaan balon mengembang, plastik penutup botol bagian bawah akan tertarik ke dalam. Ini menandakan diafragma sedang bekerja.

Dengan APP siswa bisa praktik bernafas menggunakan alat peraga. Siswa dapat memahami proses bernafas manusia secara visual. Sehingga diharapkan dengan APP ini dapat lebih meningkatkan pemahaman siswa tentang proses bernafas. Dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Tingkas Harjanti S.Pd

SDN I Bojonegoro Kedu