Media Audio Visual Tingkatkan Kemampuan Bercerita Siswa

SUSANTI INDRAWATI GURU SDN 2 LIMBANGAN
SUSANTI INDRAWATI GURU SDN 2 LIMBANGAN

JATENGPOS.CO.ID, –Pembelajaran Bahasa Indonesia dan sasatra tingkat SD merupakan salah satu yang terpenting, sebab pelajara bahasa dan saatra Indonesia merupakan pelajaran yang selalu masuk dalam ujian nasional.

Pembelajaran bahasa Indonesia tingkat SD terbagi dalam ketrampilan berbahasa dan ketrampilan bersasatra. Masing-masing ketrampilan terbagi menjadi empat aspek, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Keempat aspek tersebut saling berhubungan dan sangat penting, maka dari itu pembelajaran setiap aspek hendaknya dapat dikembangkan dan dihubungkan dengan ketrampilan berbahasa yang lain.

Dalam kehidupan modern ini ketrampilan berbicara merupakan hal yang sangat dibutuhkan untuk mengungkapkan gagasan/ide sebagai sarana berkomunikasi. Berbicara adalah kemampuan mengungkapkan bunyi-bunyi artikulasi kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan perasaan. Berbicara adalah suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan yang disusun dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan pendengar dan penyimak.

Tujuan utama dari berbicara adalah untuk berkomunikasi agar dapat menyampaikan pikiran secara efektif. Maka seyogyanya pembicara memahami makna segala sesuatu yang ingin dikomunikasikan. Cerita adalah karangan yang menyatakan perbuatan, pengalaman, penderitaan seseorang, kejadian yang sungguh-sungguh terjadi maupun hanya rekaan belaka

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa hakikat bercerita sama dengan berbicara yaitu proses yang mengkomunikasikan gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai kebutuhan pendengar dan penyimak. Tarigan (1994:3) menyatakan bahwa dengan meningkatkan ketrampilan menyimak berarti pula membantu meningkatkan kualitas berbicara seseorang. Petunjuk dalam berbicara, membaca maupun menulis selalu disampaikan melalui bahasa lisan. Ini berati bahwaketrampilan menyikmak dapat menunjang ketrampilan berbicara, membaca maupun menulis.

Ada beberapa penyebab kurang maksimalnya pembelajaran berbicara di sekolah, diantaranya guru kurang memberikan variasi pada saat pembelajaran berlangsung, guru kurang memberikan kesempatan bagi siswa untuk aktif dalam pembelajaran, guru kurang memberikan motivasi pada siswa untuk mengungkapkan gagasan mereka, dan guru belum mempergunakan strategi maupun media yang tepat dalam pembelajaran.

Adapun faktor yang bersal dari siswa adalah kurang memiliki motivasi untuk mengungkapkan gagasan, siswa kurang percaya diri, dan siswa kurang terbiasa berbicara di depan umum.

Pembelajaran berbicara pada siswa SD sebenarnya akan tercapai seandainya dalam pembelajaran siswa dibiasakan untuk mengungkapkan gagasan dan pendapat. Ketrampilan berbicara siswa pada awalnya harus dikondisikan agar suasana tidak tegang. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan bercerita. Kebanyakan siswa akan lebih tertarik untuk menyampaikan cerita secara lisan.

Ketrampilan  berbahasa siswa akan meningkat bila secara kualitatif dan kuantitatif kosakatanya meningkat. Penguasaan kosakata secara kualitatif dan kuantitatif dapat dengan menyimak cerita yang diperdengarkan dan diperlihatkan melalui media audio dan audio visual. Dengan menyimak cerita melaui media audio visual siswa akan menangkap isi cerita yang di dengar dan dilihat. Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan ke dalam media audio visual antara lain televisi dan LCD. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran berbicara dapat dijadikan sebagai media dan strategi untuk meningkatkan ketrampilan berbicara.

Langkah-langkah pembelajaran  bercerita melalui dongeng yang diperdengarkan melalui media audio adalah sebagai berikut :1) siswa melihat dan mendengarkan dongeng melalui media audio visual, 2) siswa memahami dongeng dari awal hingga akhir, 3) guru menanyakan isi cerita dan tokoh-tokoh yang ada dalam dongeng, 4). Siswa dipersilahkan untuk menceritakan kembali dongeng yang telah diperdengarkan dengan bahasa sendiri

Keunggulan pembelajaran becerita berdasarkan dongeng yang diperdengarkan melamui media audio adalah siswa dapat memahami isi cerita dengan mudah karena dalam dongeng berisi suatu paket cerita yang tersusun dalam alur cerita yang baik. Ketika siswa menceritakan kembali dongeng yang telah di dengarnya siswa dapat mengungkapkan tokoh-tokoh yang adadalam dongeng yang telah didengarnya. Ketika siswa bercerita di depan kelas tanpa mereka sadari mereka telah belajar bercerita dihadapan orang banyak. Apabila siswa diberi pelatihan-pelatihan seperti itu, maka dengan sendirinya rasa percaya diri mereka akan tumbuh dan lama kelamaan siswa akan terbiasa berbicara di depan umum.

SUSANTI INDRAWATI

GURU SDN 2 LIMBANGAN