JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Jumlah bantuan alat mesin pertanian (Alsintan) yang disalurkan Pemerintah sejak 4 tahun terakhir mencapai lebih dari 500.000 unit dengan beragam jenis dan tipe alsintan sesuai kebutuhan dan spesifik lokasi. Untuk mengoptimalkan penggunaannya, Kementerian Pertanian (Kementan) akan memberikan pelatihan.
Sebab, menurut hasil monitoring dan evaluasi yang dilakukan oleh Kementan, perguruan tinggi serta instansi auditor, pemanfaatan bantuan alsintan ini pada umumnya belum optimal. Hal itu karena keterbatasan pengetahuan dan keterampilan penerima bantuan alsintan.
Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP), Kementan, Sarwo Edhy mengungkapkan, pemahaman pertanian modern berbasis mekanisasi dengan menerapkan teknologi digital farming yang dikelola dalam sistem korporasi lahan usaha pertanian, perlu terus diperluas.
“Kementan berupaya melakukan percepatan terwujudnya pertanian modern di Indonesia. Untuk itu telah dilakukan berbagai program antara lain bantuan alsintan, saprotan, asuransi, sarana prasarana irigasi, optimasi lahan dan konsolidasi lahan serta pelatihan teknis dan manajerial untuk usahatani yang menguntungkan,” ujar Sarwo Edhy, Selasa (5/3).
Sarwo Edhy mengungkapkan, belum optimalnya pemanfaatan ini bisa dilihat dari pengelolaan alsintan oleh poktan/gapoktan yang belum seluruhnya melalui UPJA (Unit Pelayanan Jasa Alsintan). Kebanyakan cenderung memanfaatkan alsintan secara individu.
Pengelolaan dan pemanfaatan alsintan dengan konsep brigade belum dilaksanakan sepenuhnya baik oleh Dinas Pertanian, Unit kerja Korem/Kodim maupun UPJA. Terbukti dengan pemanfaatan alsintan yang belum menggerakkan semua alsintan yang ada di masing-masing wilayah secara serempak.
“Kondisi ini mengakibatkan kinerja alsintan di bawah kapasitas kerjanya dan masih terbatas pada permodalan poktan/gapoktan, yang akhirnya menyulitkan dalam perawatan dan pengelolaan alsintan secara berkelanjutan,” jelas Sarwo Edhy.
Direktur Alsintan Ditjen PSP Andi Nur Alam Syah menambahkan, melalui model pertanian modern berbasis mekanisasi yang dikawal intensif dari perguruan tinggi bersama Dinas Pertanian Kabupaten setempat, diharapkan dapat mengakselerasi transformasi teknologi di bidang alsintan maupun layanan jasa alsintan yang transparan dan akuntabel menggunakan sistem digital.
“Harapannya melalui pelatihan semua penerima bantuan Alsintan dapat memanfaatkan semaksimal mungkin sehingga terampil/mahir mengoperasikan alsintan. Ke depan, dengan percontohan model pertanian modern berbasis mekanisasi diharapkan dapat berjalan sukses serta,” tuturnya.
Lebih jauh Andi Nur Alam Syah menyampaikan, sinergi ini akan terus berlanjut guna memanfaatkan secara optimal sumberdaya yang ada di BBP Mektan termasuk fasilitas perbengkelan, teknologi alsintan serta SDM profesional yang mendukung.
Kegiatan pelatihan akan memberikan materi praktek sebesar 80%. Isinya tentang pengoperasian, perawatan, dan trouble shooting alsintan khususnya untuk alsintan bantuan dari pemerintah (Traktor Roda Empat/TR4, Jarwo Transplanter dan Combine Harvester).
“Ditjen PSP juga bekerjasama dengan Perteta melakukan pendampingan poktan/gapoktan guna mengoptimalkan pemanfaatan alsintan. Juga melibatkan peran aktif masyarakat tani yang didukung oleh kebijakan dan fasilitasi dari Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah,” pungkasnya.(rif)