PDIP Disibukkan Status Ganjar

Cawagub Sudirman dari NU

Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
Gubernur Jateng Ganjar Pranowo
JATENGPOS.CO.ID. SEMARANG – Dinamika politik menjelang pendaftaran bakal calon gubernur/wakil gubernur (cagub/cawagub) Jateng ke KPU, 8-10 Januari semakin dinamis. Dua poros politik PDIP dan Partai Gerindra terus berkonsolidasi.
Partai Gerindra memastikan pasangan yang akan mendampingi Sudirman Said dari kalangan Nahdlatul Ulama (NU). Sementara PDIP disibukkan persoalan status Ganjar Pranowo dalam kasus megakorupsi e-KTP.
Sekarang ini struktur partai harus bekerja keras menjelaskan kepada kader PDIP ditingkat bawah, bahwa Ganjar Pranowo tidak terlibat dalam megakorupsi e-KTP.
Kesibukan memberi penjelasan kepada kader itu diungkapkan Ketua DPC PDIP Purworejo Luhur Pambudi, Kamis (4/1).  DPC PDIP Purworejo telah menyosialisasikan status Ganjar Pranowo yang diyakini tidak tersangkut dengan dugaan tindak pidana korupsi proyek e-KTP kepada kader di tingkat bawah.
“Banyak pertanyaan yang disampaikan berkaitan dengan hal itu, tentu kami harus jelaskan ke kader,” kata Ketua DPC PDIP Purworejo Luhur Pambudi.
Menurut dia, tuduhan yang dialamatkan kepada Ganjar Pranowo tersebut dinilai tidak berdasar. Ia meyakini Ganjar tidak akan melakukan tindakan semacam itu.
“Tentu menjadi tugas kami untuk ‘mewangikan’,” katanya.
Terlebih lagi jika nantinya Ganjar memperoleh rekomendasi sebagai bakal calon gubernur PDIP, menurut dia, tugas untuk memenangi Pilkada 2018 akan semakin mudah.
Terpisah Ketua DPD Gerindra Jawa Tengah, Abdul Wachid mengungkapkan, dari sederet nama yang muncul, kini mengerucut menjadi dua nama yang akan mendampingi Sudirman Said dalam Pilgub Jateng 2018.
Kedua nama tersebut adalah putra dari pengasuh Ponpes Sarang, Rembang, KH Maimun Zubair yang berlatarbelakang duduk di kursi DPRD. Mereka itu adalah Majid Kamil atau Gus Kamil yang saat ini menjadi Ketua DPRD Kabupaten Rembang dan Taj Yasin atau Gus Yasin, seorang anggota DPRD Provinsi Jawa Tengah.
Kedua nama tersebut sudah mendapat persetujuan dari Ketua DPP Gerindra, Prabowo Subianto, dan juga partai koalisi yakni PAN dan PKS.
“Kami sudah melakukan pertemuan dengan partai koalisi dan bersepakat akan mengusung satu dari dua putra Mbah Maimun untuk menjadi pendamping Pak Sudirman Said,” ujarnya, Jumat (5/1)
Sudirman Said.
Untuk kepastian siapa diantara keduanya yang akan maju, DPP Gerindra dan partai koalisi menyerahkan kepada Sudirman Said untuk menentukan.
“Iya, tinggal Pak Sudirman Said yang nantinya akan menentukan satu diantara dua nama tersebut,” lanjutnya.
Wachid menambahkan, selain berlatarbelakang NU, kedua putra KH Maimun Zubair tersebut dinilai sudah memiliki pengalaman berpolitik dan duduk di legislatif.
“Bukan hanya untuk menarik pemilih, tapi memang keduanya mumpuni untuk bekerja dalam membangun Jawa Tengah. Mereka kan memang anggota legislatif, ya tentu sudah berpengalaman,” papar dia.
Rencananya, Sabtu (6/1)  hari ini, pihaknya akan bersilaturahmi ke kediaman KH Maimun Zubair untuk meminta restu.
“Sebenarnya hari ini (kemarin,red), tapi karena di DPP masih ada pekerjaan jadi rencananya besok (hari ini,red) kita sowan ke Mbah Maimun untuk minta restu,” jelasnya.
Sejauh ini, disampaikan Wachid, keinginan meminang putra KH Maimun Zubair mendapat respon baik dari yang bersangkutan.
“Sudah, kami sudah berkomunikasi baik dengan keduanya. Mereka sangat siap. Tinggal Pak Said akan memilih siapa yang akan mendampingi,” tandasnya.
Abdul Wachid juga menyampaikan, koalisi Gerindra, PAN dan PKS akan mendeklarasikan pasangan calon yang akan diusung pada 8 Januari 2018. Deklarasi rencananya alan dilaksanakan di Monumen Palagan Ambarawa, Kabupaten Semarang pada 8 Januar.
“Kami memilih monumen itu karena menyimpan sejarah penting bagi Jateng dan Indonesia. Di tempat itu terjadi perlawanan besar-besaran yag dilakukan Jendral Soedirman terhadap Belanda. Pasukan Jendral Soedirman berhasil memukul mundur penjajah,” terangnya.
Menurutnya deklarasi pasangan calon yang diusung tersebut memiliki nilai semangat juang untuk perubahan Jateng ke arah yang lebih baik.
“Seperti perjuangan Jendral Soedirman pada saat itu,” lanjut dia.
Selain itu lanjut dia, tim pemenangan dan mesin partai koalisi menjadi semangat untuk memenangkan pasangan yang diusung. “Jadi supaya semangat untuk menuju kemenangan,” pungkas dia. (ant/udi)