Pemanfaatan SBK Tingkatkan Minat Baca Siswa

SUPRIYANTI,S.Pd. Guru SDN Pituruh Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo
SUPRIYANTI,S.Pd. Guru SDN Pituruh Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo

JATENGPOS.CO.ID, – Membaca merupakan kegiatan memperoleh ilmu dan informasi dari sumber tertulis. Kegiatan membaca mampu meningkatkan daya imajinasi dan mengembangkan wawasan yang lebih luas. Dalam perkembangannya, ketertarikan siswa dalam membaca mengalami penurunan. Banyak siswa jarang menyentuh buku. Perpustakaan sekolah sebagai wahana menyimpan segudang ilmu jarang dikunjungi siswa. Berkurangnya minat baca siswa ini menjadi tantangan bagi guru. Guru perlu menggerakkan kembali para siswa mengenal dunia buku. Salah satu kegiatannya melalui gerakan literasi yaitu menciptakan sudut baca kelas (SBK).

Sudut baca kelas adalah sebuah sudut di kelas yang menyimpan beragam koleksi buku. Sudut baca kelas memajang koleksi bacaan dan memajang hasil karya siswa. Buku-buku tersebut ditata dengan rapi, menarik, dan kreatif. Pengaturan sudut baca kelas bertujuan untuk menumbuhkan minat baca siswa. Sudut ini juga berperan sebagai perpanjangan perpustakaan untuk mendekatkan buku dengan siswa.

Untuk menciptakan sudut baca kelas dapat dilakukan dengan sederhana. Guru dan siswa menyiapkan rak buku, meja, buku, dan ornamen-ornamen pendukung lainnya. Penyimpanan buku dapat menggunakan meja maupun rak buku. Koleksi buku dapat berupa buku fiksi, non fiksi, dan karya siswa. Masing-masing jenis buku diletakkan pada bagian terpisah. Pemisahan ini perlu dilakukan agar siswa tidak kebingungan dalam pemilihan buku. Sudut baca ini juga dapat divariasikan dengan membentuk taman kecil, tikar sebagai alas baca, penempatan bunga, pemajangan karya-karya keterampilan siswa pada dinding sekelilingnya.

Koleksi buku bacaan baik fiksi dan non fiksi dapat mengambil dari perpustakaan sekolah dengan sistem pinjaman dalam rentang waktu seminggu. Tentu tiap minggu, buku yang tersedia dalam sudut baca kelas akan berganti-ganti. Hal ini perlu dilakukan untuk meninggalkan kesan monoton pada sudut baca kelas. Sedangkan karya-karya siswa yang dipajang pada sudut baca kelas merupakan karya terbaru. Apabila siswa sudah menciptakan karya yang terbaru lagi, karya siswa yang lama dapat dimasukkan dalam tempat koleksi pribadi siswa. Sehingga setiap siswa memiliki tempat untuk menyimpan karyanya masing-masing. Pada akhir tahun pembelajaran, koleksi siswa ini dapat dikembalikan pada siswa sebagai bukti kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan dalam kelas. Sudut baca kelas ini juga menampung koleksi-koleksi pribadi siswa. Bagi siswa yang memiliki bakat menulis seperti cerpen, dongeng, fabel, maupun novel dapat memajang hasil karyanya di sudut baca kelas ini.

Pengelolaan sudut baca kelas dapat dikelola oleh guru dan siswa secara bersam-sama. Kunjungan dapat dilakukan secara fleksibel. Sudut baca kelas dapat dikunjungi ketika istirahat, usai mengerjakan tugas, maupun sepulang sekolah. Kegiatan ini juga dapat dilakukan ketika pembelajaran berlangsung. Guru dapat memanfaatkannya sebagi sumber referensi materi-materi pelajaran. Hal ini mengingat koleksi yang bervariatif, penggunaan sudut baca kelas yang berfungsi sebagai perpanjangan perpustakaan sekolah dapat efektif untuk peningkatan minat baca siswa.

Dalam pengembangan sudut baca kelas, guru memiliki peran penting. Guru merupakan tokoh utama dalam kelas sehingga guru sebagai tokoh menggerakkan siswa untuk membaca. Guru harus kreatif dalam mendesain model sudut baca kelas. Guru harus sering mengingatkan siswa pentingnya membaca. Guru harus menyiapkan model pembelajaran yang berhubungan dengan sudut baca kelas. Sehingga kunjungan ke sudut baca kelas seolah menjadi kebutuhan bagi siswa. Semakin sering siswa berkunjung ke sudut baca kelas, semakin sering siswa menyentuh buku maka minat baca siswa akan tumbuh secara perlahan-lahan. Dengan demikian, keberadaan sudut baca kelas sebagai penggugah minat baca siswa akan terwujud.

SUPRIYANTI,S.Pd.

Guru SDN Pituruh

Kecamatan Pituruh, Kabupaten Purworejo