Pembelajaran dengan “ATM”, Tingkatkan Pemahaman Konsep IPA

Drs. FA. Suprapto Mukti Nugroho, M.Pd. Guru SMP Negeri 6 Temanggung, Jawa Tengah
Drs. FA. Suprapto Mukti Nugroho, M.Pd. Guru SMP Negeri 6 Temanggung, Jawa Tengah

JATENGPOS.CO.ID, – Negara Finlandia diberi predikat sebagai kota yang paling dipuji karena sistem pendidikan yang terbaik di dunia. Rupanya, sistem pendidikan negara tersebut sudah diterapkan sejak lama oleh bapak pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara. Pemikirannya itu tersaji dalam buku yang diterbitkan pada 1930-an berjudul, Tut Wuri Handayani. Yang menjadi pertanyaan bagi kita, mengapa pendidikan di Indonesia belum seperti di Finlandia?

Buku “Tut Wuri Handayani” yang ditulis Ki Hajar Dewantoro mirip dengan apa yang diterapkan di Finlandia. Di dalam buku itu disebutkan bahwa sekolah itu merupakan taman. Taman bukan yang membuat siswa takut, tetapi taman menyenangkan untuk belajar dan bermain.

Banyak cara untuk menjadikan pembelajaran menyenangkan, yaitu dengan menggunakan media pembelajaran yang variatif. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), guru selalu menggunakan berbagai metode, salah satunya adalah metode eksperimen. Metode eksperimen merupakan salah satu cara siswa melakukan eksperimen tentang suatu hal, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil eksperimennya. Disamping itu, metode eksperimen juga penyajian pelajaran dimana siswa melakukan dengan mengalami dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari. Namun demikian, dari pengalaman penulis kegiatan eksperimen sering menimbulkan rasa bosan hingga siswa kurang bersemangat dalam kegiatan tersebut.

Untuk mengoptimalkan pembelajaran, perlu suatu sentuhan kegiatan tambahan. Salah satunya dengan menggunakan Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang diubah menjadi Anjungan Quiz Mandiri (AQM). Ide dasar Anjungan Tunai Mandiri (ATM) yang diubah menjadi Anjungan Quiz Mandiri bermula ketika ke Yogyakarta untuk membeli buku di shopping center. Saat ingin mengambil uang di ATM salah satu bank berplat merah, harus antri berjajar panjang di luar dan cukup lama. Bersyukur, nasabah bank di tempat itu tertib menunggu antrian walaupun tersengat dahsyatnya matahari siang. Dalam penantian itu justru terpikirkan, bagaimana jika teknik ini diaplikasikan dalam pembelajaran?. Tentu sangat menarik, maka jadilah pembelajaran dengan metode eksperimen berbantuan Anjungan Quiz Mandiri (AQM).

Anjungan Quiz Mandiri diilhami dari Anjungan Tunai Mandiri atau Automatic Teller Machine yang juga dikenal dengan Anjungan Tunai Mandiri (ATM). ATM menurut Allen H. Lipis dalam Taswan (2013: 34) merupakan alat kasir otomatis tanpa orang, ditempatkan di dalam atau di luar area bank, yang sanggup untuk mengeluarkan uang tunai dan menangani transaksi-transaksi perbankan yang rutin. Untuk mengambil uang di ATM diperlukan kartu ATM.

Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Anjungan Quiz Mandiri merupakan tempat yang dipakai untuk menguji kemampuan siswa setelah mengikuti pembelajaran atau setelah melakukan eksperimen. Bentuknya dibuat mirip dengan ATM Bank. Caranya, pada akhir pelajaran antar kelompok akan diuji melalui quiz yaitu siswa memasukkan kartu soal melalui lubang ATM dan siswa dari kelompok lain yang berada di kotak ATM akan menjawab soal itu dengan memilih kartu jawaban yang telah disiapkan. Satu persatu, siswa akan memasukkan soal ke dalam AQM, demikian juga siswa yang ada di dibelakang kotak AQM akan sibuk mencari jawaban. Demikian seterusnya, sampai kartu soal yang disediakan habis. Dengan cara yang sama, bergilir kelompok lain akan melakukan hal yang sama sampai semua kelompok melakukannya. Dengan bantuan ini, siswa akan bermain dan sekaligus belajar dari apa yang telah dipelajari sebelumnya.

Metode eksperimen dengan bantuan AQM ini ternyata mampu memikat siswa dalam belajar dan menjadikan siswa antusias mengikuti pembelajaran. Menurut Meier (2012: 56), bahwa kegembiraan bukan berarti menciptakan suasana ribut atau hura-hura. Kegembiraan berarti bangkitnya motivasi, adanya keterlibatan penuh dan terciptanya pemahaman yang membahagiakan pada diri si pembelajar.  Berarti pembelajaran dengan teknik ini juga menjadikan kemampuan siswa terasah setelah selesai pembelajaran sehingga pemahaman konsep akan materi yang telah dipelajari akan semakin mantap.

Drs. FA. Suprapto Mukti Nugroho, M.Pd.

Guru SMP Negeri 6 Temanggung, Jawa Tengah