Pernikahan Warga Dibanjiri Keluarga MTA

rosesi pernikahan pasangan Aulia-Joko disaksikan keluarga MTA. Foto: ARI SUSANTO/JATENGPOS
rosesi pernikahan pasangan Aulia-Joko disaksikan keluarga MTA. Foto: ARI SUSANTO/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN –  Ratusan jamaah pengajian Majelis Tafsir Al Qur’an (MTA) di bumi Sukowati berbondong-bondong menghadiri prosesi pernikahan warga Dukuh Gandrung RT 04, Desa Klandungan, Ngrampal,Sragen, Kamis (18/10).

Pernikahan Aulia Maharani dengan Joko Supriyanto, sebenarnya digelar sangat sederhana. Kehadiran keluarga besar jamaah MTA membuat kediaman Suyadi (53) semakin menguatkan persaudaraan antara tamu satu dengan lainnya. Suasana yang khitmad, sederhana sangat terasa dalam prosesi pernikahan tersebut. Alunan hiburan organ tunggal klasik, semakin membuat suasana  nyaman. Uniknya, Suyadi sebagai orang tua dari mempelai temanten putri bernama Aulia ini, memberikan wejangan pitutur luhur bagi pasangan yang memasuki bahtera rumah tangga baru. Pitutur luhur yang diucapkan Suyadi, mengutip dari ayat suci Al Qur’an Surat Ar Rum :21, yang diartikan dalam bahasa Jawa ‘Lan ana aneh tandha yekti,kuwasan ing Allah,hiyo iku anggone  anggawekake bojo marang sira saka awakira. Ira dhewe supoyo siro tresno marang rabiniro ,serto andadekake sih sinisihan kang mengkono  iku pertandha kuwasaning Gusti tumprap wong kang  gelem mikir.

“Terus terang saya sangat senang, bangga dan haru dengan proses pernikahan anak saya. Karena resepsi pernikahan berjalan lancar, sederhana, khitmad dan sangat bersahaja. Selain itu, kami juga ucapkan terima kasih kehadiran para tamu yang ikut menyaksikan pernikahan Aulia-Joko,” tutur Suyadi.

Disisi lain, dalam prosesi pernikahan di kediaman Suyadi, tidak hanya dihadiri keluarga besar jamaah MTA, tetapi juga para perangkat desa berbagai desa di Kabupaten Sragen, dan tetangga dekat,kerabat,dan teman alumni. Suyadi dan Sukini berharap seusai pernikahan putrinya,bisa menempuh hidup yg baru,mampu menghadapi kehidupa dengan mandiri. “Serta bisa menjalankan tuntunan syariat Agama Islam yang baik dan mampu hidup berdampingan dengan masyarakat secara umum,” tutur Suyadi.
(ars/bis)