“Pleska” Tingkatkan Kemampuan Membaca Permulaan Siswa

Widiastuti, S.Pd.SD Guru SD Negeri 1 Karangsari Kec. Punggelan Banjarnegara

JATENGPOS.CO.ID, –Salah satu kendala yang seringkali ditemukan dalam pembelajaran terutama di bangku awal Sekolah Dasar yaitu di kelas 1 adalah rendahnya kemampuan siswa dalam membaca. Mengingat membaca adalah salah satu faktor penting untuk dapat mempelajari berbagai bidang ilmu dengan baik, maka perlu adanya strategi untuk dapat memecahkan permasalahan tersebut. Adapun indikator kemampuan membaca untuk siswa kelas 1 Sekolah dasar adalah dapat membaca permulaan.

Membaca permulaan adalah merupakan tahapan membaca untuk siswa kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar. Menurut Rasto membaca permulaan didefinisikan sebagai aktivitas visual yang merupakan proses menerjemahkan simbol tulis ke dalam bunyi. Simbol tulis tersebut dapat berupa huruf, suku kata, kata dan kalimat.Tahapan membaca permulaan dimulai dari membaca huruf, suku kata, kata, dan kalimat.Tujuan membaca permulaan adalah agar siswa dapat mengenal huruf, serta membaca kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.

Pembelajaran membaca permulaan harus disesuaikan dengan tahap perkembangan siswa dimana siswa kelas 1 dan 2 Sekolah Dasar masih berada pada tahap operasional kongkret dalam belajar atau belum dapat memahami konsep yang abstrak. Sehingga pembelajaran memerlukan media yang tepat tidak sekedar menirukan bunyi dan lambang huruf yang diucapkan oleh guru. Pembelajaran membaca permulaan harus menarik dan menyenangkan agar siswa dapat belajar dengan efektif. Penggabungan media dan metode membaca yang tepat akan memudahkan siswa untuk belajar membaca permulaan.

Pemanfaatan media pembelajaran “Pleska” atau toples kata adalah salah satu media yang tepat untuk dapat mengajarkan membaca permulaan kepada siswa. Di dalam “Pleska” terdapat kartu-kartu berupa kartu huruf, suku kata, kata dan kalimat yang dapat digunakan untuk permainan kata dalam membaca permulaan. Kartu-kartu tersebut dibuat dari kertas warna yang menarik kemudian dipotong-potong sesuai bentuknya dan kemudian dimasukkan dalam sebuah toples.

Ada berbagai metode membaca permulaan antara lain metode abjad, metode suku kata, metode kata, metode global dan metode SAS. Adapun metode yang digunakan penulis berkaitan dengan penggunaan media “Pleska” ini adalah metode abjad dan metode suku kata. Metode abjad adalah metode membaca permulaan yang dimulai dengan mengenalkan huruf kepada siswa secara alphabetis. Siswa mengenal dan menghafalkan huruf satu persatu dari a sampai z. Sedangkan metode suku kata adalah metode membaca permulaan yang dimulai dengan mengenalkan suku kata kemudian disusun menjadi kata dan kalimat. Sehingga dengan penerapan dua metode ini siswa dapat mengenal huruf, membaca suku kata, kata dan kalimat.

Contoh penggunaan “Pleska” dalam membaca permulaan disesuaiakan dengan metode abjad dan metode suku kata adalah guru meminta siswa untuk mengambil huruf sesuai yang diucapkan oleh guru satu persatu. Kemudian siswa membaca huruf tersebut dan merangkai dalam bentuk suku kata. Dari suku kata kemudian meningkat menjadi kata dan kalimat. Permainan diulang-ulang sampai siswa benar-benar hafal huruf, bunyi huruf dan dapat membaca kata atau kalimat. Pada akhirnya siswa dapat memahami kalimat yang sudah dibaca.

Pembelajaran bermakna membaca permulaan menggunakan media “Pleska” sangat menyenangkan dan membuat siswa aktif terlibat langsung dalam pembelajaran. Siswa aktif mengenal huruf, menyusun kata, dan kalimat. Bersama teman dan guru sambil bernyanyi menambah suasana pembelajaran asyik dan tidak monoton. Aktivitas pembelajaran siswa di dalam kelas kondusif dan siswa tidak bermain sendiri.

 

Widiastuti, S.Pd.SD

Guru SD Negeri 1 Karangsari Kec. Punggelan Banjarnegara