Prihatin Bonbin Jurug, Forum Budaya Mataram Ajak Warga Solo Gotong Royong Membantu

Ketua Yayasan Forum Budaya Mataram saat memberikan bantuan untuk Jurug Solo Zoo atau kebun binatang (Bonbin) Jurug. Foto : Ade Ujianingsih/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Pandemi Covid19 berimbas juga pada kehidupan hewan yang ada di Kebun Binatang Jurug atau Jurug Solo Zoo. Sebulan terakhir ini gencar penggalangan dana untuk keberlangsungan hewan.

 

Meskipun usaha pengelola dan Pemkot Surakarta membuahkan hasil, yakni ketersediaan pakan dan kebutuhan hewan aman hingga dua bulan kedepan, namun harus ada kontinuitas bantuan, hingga masa pandemi Covid19 berakhir.

 

“Bonbin Jurug adalah salah satu icon kota Solo. Ini kebun binatang konservasi, juga sebagai hutan kota Solo, jadi keberlangsungan hidupnya harus terjaga dan terlindungi.” Kata BRM Kusumo Putro, ketua Yayasan Forum Budaya Mataram, saat menyerahkan bantuan pakan di Jurug, Solo, Selasa (26/5/2020).

 

Dikatakan tokoh pemuda Solo ini, Bonbin Jurug yang dulu dari BonRojo Sriwedari merupakan sejarah di Kota Solo. Apalagi saat ini berada di tepi Sungai Bengawan Solo membuat Jurug menjadi salah satu destinasi wisata utama di Solo.

 

“Ayo saya ajak masyarakat Solo punya kepedulian, kebanggaan dan rasa memiliki, gotong royong membantu keberlangsungan hewan di Jurug,” tandas Kusumo yang juga melakukan peninjauan di sejumlah kandang hewan.

 

Sejumlah bantuan yang diserahkan Kusumo dan anggota Forum Budaya Mataram, yakni bekatul, jagung, rumput Kolondono, kelapa, pisang dan sejumlah uang.

 

Nonot, pengelola Bonbin Jurug menyatakan terima kasih dukungan warga untuk hewan hewan di Jurug.

 

Ia menjelaskan, Jurug sudah menerima banyak bantuan masyarakat, baik dalam bentuk pakan dan obat obatan, juga uang dan tiket yang sudah  programkan untuk penggunaan setahun kedepan.

 

“Kami siap mempertanggungjawabkan semua bantuan ini.” Ungkap Nonot.

 

Dikabarkan Nonot pula, selama masa pandemi ini anggota keluarga Jurug ada tambahan empat hewan yang baru lahir. Yakni Onta, Rusa, Sipatunga dan Walhabi. (dea)