JATENGPOS.CO.ID, – Banyaknya materi dalam pelajaran IPS yang menuntut ingatan, menyebabkan siswa berusaha lebih keras lagi untuk menghafal. Apalagi ditambah kemajuan teknologi yang semakin canggih yang membuat siswa menjadi lupa dan melupakan belajar, karena keasyikan mengoperasikan gadget. Ingin mengetahui sesuatu tinggal buka mbah gogle. Hal ini menyebabkan siswa meremehkan dan mengalami kejenuhan dalam mengikuti pembelajaran. Pelajaran IPS terutama materi sejarah menjadi pelajaran yang kurang disukai sehingga dalam mengikuti pembelajaran hanya asal – asalan saja.Hal ini tentu saja sangat berpengaruhi terhadap prestasi siswa. Prestasi siswa tidak sesuai dengan harapan dan kurang memuaskan.
Upaya guru untuk mengatasi masalah tersebut tentu saja mencari metode yang membuat siswa tidak merasa tertekan, dapat mengeksplorasikan diri, dan menyenangkan. Terkait dengan masalah tersebut, role playing (bermain peran) menjadi salah satu metode yang jitu untuk mengatasinya.
Role playing atau bermain peran adalah sejenis permainan gerak yang didalamnya ada tujuan, aturan dan sekaligus melibatkan unsur senang ( Jill Hadfield,1986 ). Dalam role playing murid dikondisikan pada situasi tertentu di luar kelas, meskipun saat itu terjadi pembelajaran di dalam kelas.
Selain itu role playing seringkali dimaksudkan sebagai suatu bentuk aktivitas dimana pembelajar membayangkan dirinya seolah – olah berada di luar kelas dan memainkan peran orang lain (Basri Syamsu, 2000).
Dengan metode Role playing siswa dituntut agar dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain, belajar membagi tanggung jawab, belajar mengambil keputusan dengan spontan, berfikir dan memecahkan masalah, serta berlatih untuk memahami dan mengingat isi bahan yang akan didramakan.
Metode role playing lebih menekankan pada masalah yang diangkat dalam pertunjukan dan bukan pada kemampuan pemain dalam melakukan permainan peran. Dalam pembelajaran siswa berusaha untuk mengaktualisasikan dirinya seperti halnya pelajaran yang sedang didalami. Misalnya dalam materi Peristiwa Rengasdengklok sampai Perjuangan Bangsa Indonesia dalam Mempertahankan Kemerdekaan, IPS kelas V semester II. Dalam materi tersebut banyak sekali tokoh – tokoh, peran tokoh, tempat kejadian, tanggal kejadian, hasil perundingan, dan lain sebagainya yang membutuhkan energi ekstra untuk mengingat. Siswa yang malas membaca akan merasa sangat kesulitan untuk menghafakannya. Dengan bermain peran siswa akan lebih mudah untuk mengingat karena mereka pernah memerankan tokoh – tokoh yang ada dalam materi itu.
Langkah awal untuk metode bermain peran adalah menyiapkan skenario berdasarkan materi yang akan dipelajari. Misalnya materi Peristiwa Rengasdengklok sampai Pelaksanaan Proklamasi. Skenario yang telah disiapkan kemudian diperbanyak sesuai dengan jumlah tokoh yang ada dalam skenario. Kemudian menentukan siswa yang akan menjadi tokoh. Misalnya Sukarno, Hatta, Achmad Subarjo, Sayuti Melik, Tadasi Maeda, Sukarni, Yusuf Kunto, Fatmawati, Latief Hendraningrat, Muhammad Suhud dan lainnya. Siswa membaca skenario dengan seksama, menghayati dan memahami peran masing – masing. Siswa berusaha menempatkan dirinya menjadi tokoh yang diperankannya. Selanjutnya siswa diminta untuk mendemontsrasikan peran tersebut. Dalam bermain peran ini tidak ada menang atau kalah, karena bukan perlombaan.Siswa mempelajari materi tersebut dengan perasaan senang sehingga tanpa menghafal mereka mudah mengingat tokoh – tokoh, perannya dalam peristiwa tersebut karena sudah memerankan tokoh tersebut. Dengan demikian tujuan pembelajaran akan lebih mudah dicapai. Prestasi siswa akan meningkat dan siswa akan mengikuti pembelajaran dengan enjoy.