Seni Budaya Pembentuk Karakter Siswa

Nety Dwi Septiani, S.Sn Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Limbangan
Nety Dwi Septiani, S.Sn Guru Seni Budaya SMA Negeri 1 Limbangan

Dalam dunia pendidikan seni budaya di tempatkan pada mata pelajaran intra . Pelajaran seni budaya mempunyai 4 aspek seni yaitu seni rupa, seni tari, seni musik, dan seni teater. Ke 4 aspek tersebut memilik keunikan dan keindahan tersendiri. Siswa di berikan minimal 2 aspek seni dalam pembelajarannya.Keunikan dan keindahan dalam 4 aspek tersebut akan membentuk karakter siswa yang trampil dan mempunyai imajinasi yang tinggi. Pembentukan karakter yang demikian akan membuahkan generasi yang mandiri,kreatif,dan berperilaku sopan menonjolkan tatakrama daerah nusantara.

Untuk memperjelasnya kita kupas 4 aspek tersebut yaitu: Seni rupa, siswa mempelajari berbagai macam karya seni murni maupun terapan tradisional daerah nusantara.Seni rupa di pelajari siswa semenjak anak dari PAUD / TK. Anak yang awalnya menggerakan phiskomotorik dengan hasil coretan di sertai kesabaran dan ketekunan akhirnya berbuah sebuah keberhasilan membentuk karya yang mempunyai nilai artistik yang tinggi.Banyak karya karya anak bangsa yang sudah merambah dunia. Seperti halnya tokoh seniman yang terkenal dengan lukisanya, seperti Afandi, Basuki Abdullah,S.Soedjojono dan lain lain. Selain seni lukis terdapat juga seni terapan .Seni terapan adalah seni yang mempunyai fungsi atau yang bisa di terapkan dan bermanfaat untuk kebutuhan manusia. Hasil k arya seni rupa terapan yaitu contohnya:a. Anyaman merupakan suatu karya seni yang di buat dari serat yang di rangkai membentuk benda yang kaku. Bahan yang di gunakan dari tumbuh tumbuhan. Anyaman tersebut bermanfaat untuk keperluan perabotan rumah tangga.

Seni tari, siswa mempelajari berbagai macam karya seni tari tradisional maupun mancanegara.Pelajaran seni tari pada anak PAUD sampai SLTA/SMK mempunyai suatu tingkatan dalam pembelajarannya. Pembelajaran anak PAUD sangatlah sederhana dimana masih ter batas pada pengenalan tubuh.Tubuh yang di gerakan contohnya kepala, bahu,tangan,badan,dan kaki.Gerakan tubuh itu akan membentuk sebuah irama yang tidak beraturan. Gerakan tubuh yang di lakukan cenderung pada gerakan atas,gerakan bawah,gerakan samping kanan,dan gerakan samping kiri. Gerakan tari yang di lakukan anak PAUD membentuk karakter anak menjadi anak yang lincah dan percaya diri dan dapat mengerti akan arti rasa atau kepekaan rasa. Kalau di tindak lanjuti dengan segi sosialnya, anak paud bisa meraskan sikap tenggang rasa dengan sesama temannya.

Meningkat lagi ke anak Sekolah Dasar sudah diperkenalkan gerakan gerak dasar tari. Gerakan dasar tari masih berupa bentuk gerak dan lagu. Gerakannya sudah mengalami peningkatan yaitu gerakan bentuk. Selain gerak juga di berikan musik yang mengiringi sebagai penghantar dalam gerak tarinya. Bentuk gerak tari disesuaikan dengan daerah masing masing. Kita ambil contoh daerah jawa yang terkenal dengan lemah gemulainya. Tempo gerakan cenderung lembut dan pelan.

Selain rasa juga tidak kalah pentingnya adalah sikap disiplin.Sikap disiplin dalam seni paling utama.Disiplin dalam pembuatan karya. Disiplin dalam pertunjukan maupun pameran.Disiplin dalam latihan dan pembuatan.Semua di butuhkan kedisiplinan yang tinggi sehingga bisa menghasilakan sebuah karya seni yang istimewa. Selain disiplin yang tidak kalah penting juga adalah konsentrasi atau focus.

Dalam dunia seni tari konsentrasi sangat di butuhkan di sini. Pada saat pembuatan gerakan tarian maupun menampilkan gerakan tari. Waktu pembuatan gerak tari mempunyai beberapa tahapan dalam pembuatannya yaitu ; mengamati,mengeksplorasi,membentuk. Semua itu di butuhkan ketrampilan yang cekatan. Ketrampilan mengamati,siswa harus benar benar konsentrasi mengamati. Contohnya mengamati gerak laut. Gerakan laut dapat diambil pada waktu gelombang air muncul. Setelah mengamati baru ke proses eksplorasi gerak.Dalam eksplorasi gerak yang paling dominan adalah gerakan tangan di bantu dengan property kipas. Gerakannya membuat lengkungan naik turun seperti gelombang air laut. Tindakan selanjutnya membentuk atau merangkai gerakan satu dengan gerakan yang lain.

Nety Dwi Septiani, S.Sn
Guru Seni Budaya
SMA Negeri 1 Limbangan