Soundtracks For Learning Tingkatkan Performa Akademis

Navisa Dewi Belladina,S.Pd. SDN 1 Glapansari Parakan
Navisa Dewi Belladina,S.Pd. SDN 1 Glapansari Parakan

Sebagai guru, penilaian hasil belajar menjadi suatu tolok ukur keberhasilan dalam pembelajaran. Rangking dan nilai hasil ujian juga di gadang-gadangkan sebagai suatu hal yang patut dibanggakan. Nilai baik di elu-elukan, nilai jelek dianggap gagal. Berbagai cara dilakukan untuk mendongkrak performa akademis. Hal tersebut tidak lepas dari bagaimana cara siswa belajar.

Belajar merupakan aktivitas pemicu stres, tubuh akan memproduksi berbagai hormon stres sehingga menyebabkan belajar tidak maksimal. Sudah efektif atau tidaknya belajar mereka, guru hanya bisa memberikan berbagai alternatif cara belajar. Salah satu alternatif tersebut adalah belajar dengan musik.

Ketika di Sekolah dasar(SD), guru bisa memakai model pembelajaran apapun. Lantas, kapan musik dimainkan? Ada banyak waktu kapan memainkan musik dalam proses pembelajaran, misalnya musik dimainkan saat pembukaan, ini bisa membangun semangat pada siswa. Musik sebagai pembatas waktu, dapat digunakan ketika guru memberi perintah mengerjakan soal. Selama musik diputar itulah waktu untuk murid mengerjakan soal. Musik untuk relaksasi, saat siswa sedang mengerjakan tes atau mengerjakan tugas. Guru memilih lagu/soundtrack musik untuk dimasukkan di playlist hp atau laptop, kemudian gunakan speaker agar terdengar di seluruh ruang kelas. Guru tidak hanya memilih 1 lagu/soundtrack musik, tetapi bisa lebih. Hal tersebut tergantung waktu pembelajaran.

Jenis musik apa yang cocok untuk pembelajaran? Musik klasik dilansir sesuai dengan detak jantung manusia yang santai dalam kondisi belajar optimal (Darmansyah,2010). Mendengarkan musik klasik yang mempunyai irama 60-70 ketukan per menit pada pelajaran matematika dapat membantu anak belajar lebih lama dan menyerap lebih banyak informasi. Kondisi yang kondusif ketika anak belajar matematika akan tercipta dari variasi melodi dan nada pada musik klasik. Saat belajar matematika, pelajar yang mendengarkan musik klasik mempunyai nilai ujian 12% lebih tinggi daripada pelajar yang tidak melakukannya.

Contoh musik klasik yang bisa dimainkan yaitu Mozart, Beethoven, Suzanne Ciani, Yanni, Richard Clayderman, dan Yiruma. Selain menggunakan musik klasik, musik rekaman pun dapat digunakan untuk membangun suasana untuk pelajaran tertentu. Musik ini dapat berupa efek suara, suara alam, atau musik kontemporer yang dapat membangun kondisi emosional tertentu. Yang lebih penting, musik tersebut sebaiknya tidak berlirik. Karena jika musik tersebut ada liriknya akan cukup mengganggu pada saat proses pembelajaran.

Dilansir dari University Health News, saraf otak menjadi lebih aktif saat mendengarkan musik. Mendengarkan musik sambil belajar bisa memperbaiki suasana hati dan juga meningkatkan kemampuan daya ingat. Walaupun kondisi ini sama-sama berisik, namun belajar sambil mendengarkan musik membuat otak lebih fokus kepada satu tugas. Otak menjadi lebih tenang sehingga dapat lebih mudah berpikir. Kreativitas pun bisa muncul kapan saja. Mendengarkan musik juga menambah semangat belajar. Suasana yang sunyi dan tidak menyenangkan mudah menimbulkan rasa bosan. Hal itu berdampak siswa jadi malas untuk belajar dan mengikuti pelajaran.

Mendengarkan musik atau tidak saat sedang pembelajaran merupakan suatu pilihan masing-masing guru. Namun yang jelas musik dapat melepaskan efek dopamin, sehingga pembelajaran menjadi menyenangkan, merasa rileks  dan mudah berkonsentrasi. Dengan adanya berbagai manfaat yang didapat dari memperdengarkan musik di saat belajar, maka sudah jelas sekali akan bisa meningkatkan performa akademis siswa.

 Navisa Dewi Belladina,S.Pd.

SDN 1 Glapansari Parakan