Teknik Biblioteraphy Bantu Siswa Menemukan Solusi Terhadap Masalahnya

Lyanna Oktavia T, S.Pd Guru Bimbingan Konseling SMA 8 Semarang
Lyanna Oktavia T, S.Pd Guru Bimbingan Konseling SMA 8 Semarang

Bimbingan konseling sebagai bagian komponen penyelenggaraan pendidikan di sekolah keberadaannya sangat urgen, terutama berkaitan dengan perkembangan kepribadian siswa dan membantu pemecahan masalah yang dihadapi siswa di sekolah. Di SMA 8 Semarang kelas X IPA4 ditemukan anak yang memiliki masalah berkaitan dengan emosional, seperti mengalami konflik dengan teman. Guru BK melakukan pendekatan kelompok dengan Teknik Bibliotherapy.

Biblioteraphy salah satu metode dalam bimbingan konseling yang menggunakan buku sebagai sarana untuk memecahkan masalah klien atau siswa . Istilah Bibliotherapy adalah istilah yang dilontarkan oleh Samuel Crothers untuk mendeskripsikan penggunaan buku sebagai bagian dari proses konseling ( Jacson,2001 dalam Bradley, 2017: 287). Menurut Eliasa (2007) penggunaan Bibliotherapy merangsang siswa untuk berfikir, mudah, murah, dan dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, serta melibatkan kemandirian partisipasi siswa sendiri secara penuh sehingga efektivitas hasilnya cukup baik.

Melaui aktivitas membaca buku siswa dapat memahami diri dan lingkungannya, sebagai model untuk menemukan solusi masalah tertentu yang dapat diterapkan dalam hidupnya.Siswa dapat mengaitkan masalah mereka dengan karakter yang ada di buku, dan menyadari mereka tidak sendirian yang mengalami masalah itu. Untuk melakukan Teknik Bibliotherapy guru BK perlu mengadakan persiapan berupa mengidentifikasi kebutuhan dan masalah siswa, Selanjutnya mencari bahan yang tepat dengan kebutuhan siswa, guru BK bekerjasama dengan petugas perpustakaan untuk memilih referensi buku apa yang sesuai dengan karakteristik masalah siswa. Untuk membantu siswa menyelesaikan masalah konflik dengan teman guru BK memilih buku yang bertema persahabatan. Tentu saja ada kriteria tertentu yang ditetapkan untuk buku yang digunakan yaitu sesuai dengan kemampuan membaca siswa, tingkat usia siswa, tema sesuai dengan kebutuhan masalah siswa, serta ada pemecahan masalah secara kreatif. Sebaiknya guru BK merekomendasikan buku yang sudah dibaca sendiri dan sesuai dengan nilai-nilai dan tujuan klien (M.E.Young,2013 dalam Bradley, 2017:288).

Masuk ke tahap pelaksanaan diawali dengan memberi motivasi agar siswa nyaman dalam kelompok . Agar berhasil maka perlu diciptakan suasana positif dan menyenangkan sehingga siswa menaruh perhatian dan berminat. Setelah siswa nyaman, guru meminta siswa untuk membaca buku. Selama membaca secara periodik kadang berhenti untuk mengajukan pertanyaan kepada siswa dalam mengidentifikasi karakter tokoh yang dibaca. Guru BK perlu masuk ke dunia siswa dengan mendengarkan secara cermat apa yang dikatakan setiap siswa dalam kelompok. Hal ini memberi kesempatan siswa untuk merangkum apa yang telah terjadi, dan memberikan kesempatan siswa mendapatkan solusi untuk masalah karakter utama. Mintalah pendapat siswa bagaimana jika ia berada dalam situasi tertentu dalam buku tersebut, dan memperkirakan apa yang akan dilakukan tokoh dalam buku tersebut ketika bereaksi terhadap masalah yang dialaminya. Selama proses ini penting untuk siswa berkonsentrasi pada perasaan yang dialami oleh tokoh dalam cerita, dilanjutkan dengan membahas karakter utama dalam buku, perilaku mereka, bagaimana mereka memecahkan masalah, dan solusi lain yang mungkin untuk masalah yang dialaminya.

Langkah selanjutnya adalah membantu siswa membandingkan siswa dengan tokoh dari cerita yang dibaca. Bagian penting dari tahap ini adalah siswa mengidentifikasi solusi alternatif untuk masalah yang dialami tokoh cerita dan mendiskusikan konsekuensi dari masing-masing solusi. Pada tahap akhir Bibliotherapy yaitu tahap tindak lanjut, guru BK mengajak siswa untuk mendiskusikan apa yang sudah dipelajari maupun dicapai dari mengidentifikasi diri dengan tokoh cerita pada masalah yang dialami siswa.

Hasilnya dengan menggunakan teknik Bibliotherapy ini, siswa memahami masalah yang dihadapi, mendapat hikmah dan pelajaran dari apa yang telah mereka baca dan menentukan sikap yang harus diambil terhadap permasalahan yang dialami.

Lyanna Oktavia T, S.Pd
Guru Bimbingan Konseling
SMA 8 Semarang