TGT “Ular Tangga” Tingkatkan Prestasi Belajar IPA

Endang Wahyundari, S.Pd, Guru SMP Negeri 30 Purworejo
Endang Wahyundari, S.Pd, Guru SMP Negeri 30 Purworejo

Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), berkaitan dengan mencari tahu tentang alam secara sistematik, IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Proses pembelajarannya menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang alam sekitar. Demikian tuntutan proses pembelajaran IPA sehingga tidak sedikit siswa menganggap IPA sebagai mata pelajaran yang sulit. Dengan anggapan tersebut menyebabkan siswa menjadi takut saat belajar sehingga proses pembelajaran tidak dapat berlangsung dengan kondusif, banyak siswa yang enggan untuk berinteraktif dalam pembelajaran.

Kondisi demikian menuntut guru untuk dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan kondisi siswa dan materi yang akan disampaikan. Salah satu alternatif pemecahan masalah di atas yang mungkin dilaksanakan oleh guru adalah melaksanakan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan menggunakan model pembelajaran TGT “Ular Tangga”yang merangsang siswa untuk berkompetisi dengan teman yang lain. Teams Games Tournaments (TGT) ”Ular Tangga” adalah salah satu tehnik dalam Cooperatif Learning yang menggabungkan antara kelompok belajar dengan kompetisi team menggunakan Kit Ular Tangga yang bersifat edukatif.

Menurut Aris Shoimin (2014: 207) model TGT mempunyai kelebihan sebagai berikut: 1) membuat peserta didik cerdas atau berkemampuan akademik tinggi dalam pembelajaran, tetapi peserta didik yang berkemampuan akademik lebih rendah juga ikut aktif dan mempunyai peranan penting dalam kelompoknya; 2) menumbuhkan rasa kebersamaan dan saling menghargai sesama anggota kelompoknya; 3) peserta didik lebih semangat karena guru menjanjikan sebuah penghargaan pada peserta didik dan kelompok terbaik; 4) peserta didik lebih antusias karena dalam proses pembelajaran ada kegiatan permainan berupa turnamen dalam model ini. Teori tersebut diimplementasikan dan dibuktikan dalam sebuah penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SMP Negeri 30 Purworejo pada kelas IX B tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian dilaksanakan dengan dua siklus, setiap siklusnya ada tiga pertemuan dengan tahapan sebagai berikut: 1) perencanaan tindakan; 2) pelaksanaan tindakan; 3) observasi dan evaluasi serta 4) refleksi dan tindak lanjut. Teknik pengumpulan data yaitu observasi dan tes. Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan analisis persentase.

Adapun langkah-langkah model pembelajaran TGT “Ular tangga” adalah sebagai berikut: 1) Presentasi guru tentang materi yang akan disampaikan; 2) Siswa membentuk kelompok dengan bimbingan guru tiap kelompok terdiri atas 4 orang; 3) Siswa mendiskusikan soal dengan referensi yang ada; 4) Setelah selesai, empat kelompok bertanding dalam turnamen, empat kelompok yang lain menjadi penonton, selanjutnya saling bergantian, guru sebagai fasilitator; 5) penentuan kelompok terbaik dan kelompok yang beruntung; 5) Quis untuk semua siswa tanpa ada kerja sama dengan siswa lain.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh guru menunjukkan hasil sebagai berikut: 1) Aktifitas belajar meningkat, dapat dilihat dari rata-rata persentase keaktifan siswa selama kegiatan pembelajaran menunjukkan peningkatan dari siklus ke siklus hingga mencapai 89,06% atau mencapai katagori sangat aktif; 2) Prestasi belajar IPA meningkat, dapat dilihat dari peningkatan rata-rata nilai dari siklus ke siklus dan peningkatan ketuntasan belajar klasikal hingga mencapai 90,63%.

Endang Wahyundari, S.Pd,
Guru SMP Negeri 30 Purworejo