Video Dokumenter Tingkatkan Hasil Belajar IPS

Arif Basuki, S.Pd. Guru SD Negeri Tlogo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung
Arif Basuki, S.Pd. Guru SD Negeri Tlogo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung

FAKTA menunjukkan bahwa pembelajaran IPS di sekolah dasar masih memiliki banyak catatan permasalahan. Dimulai dari masalah kekeliruan cara pandang terhadap pengetahuan sosial yang dianggap sebagai materi hafalan. Penggunaan metode ceramah yang masih dominan. Serta masalah minimnya pemanfaatan media pembelajaran. Ketiga fakta tersebut mengindikasikan pembelajaran IPS yang tidak kontekstual dengan kehidupan sosial. Tentu saja terasa membosankan.

Seperti yang penulis alami dalam pembelajaran IPS kelas V Semester II SD Negeri Tlogo Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung. Pada pembelajaran tematik tema tujuh, kompetensi dasar(KD) mengidentifikasi faktor penting penyebab penjajahan bangsa Indonesia dan upaya dalam mempertahankan kedaulatan. Hasil observasi menunjukkan bahwa ketika diberikan penjelasan, siswa hanya diam. Teks bacaan dalam buku paket kurang menarik perhatian siswa. Motivasi belajar yang rendah berakibat hasil belajar yang tidak optimal. Nilai rata-rata ulangan harian hanya mencapai angka 62,7.

Menyadari akan masalah tersebut maka penulis melakukan inovasi pembelajaran. Menurut Remy (1990) bahwa penggunaan langkah-langkah pengambilan keputusan yang sitematis dalam mempelajari isu-isu ilmu, teknologi, dan masyarakat dalam pembelajaran IPS dapat membantu pengembangan intelektual siswa, kemampuan memecahkan masalah, dan kemampuan berfikir fleksibel. Teknologi bisa dimanfaatkan sebagai media pembelajaran IPS. Ada beberapa jenis media pembelajaran. Menurut Herry (2007) bahwa ada tiga jenis media pembelajaran yaitu media visual, media audio dan media audio visual.

Dalam pembelajaran IPS materi sejarah, guru harus mampu mengkondisikan siswa seakan kembali ke masa lampau. Maka diperlukan media pembelajaran yang efektif sebagai perantara. Kini teknologi internet, memudahkan guru menemukan pelbagai bukti sejarah berupa video dokumenter. Video dokumenter adalah produk audio visual yang mendokumentasikan kenyataan dalam kehidupan. Dari uraian diatas penulis memutuskan melakukan perbaikan pembelajaran IPS dengan pemanfaatan media pembelajaran audio visual berupa video dokumenter.

Pengadaan media video dokumenter ini dengan cara mengunduh video dari situs web Youtube. Dilanjutkan proses penyuntingan untuk penyesuaian dengan tujuan pembelajaran. Seperti menambah keterangan objek, peristiwa dan lokasi. Pembelajaran dilakukan dalam kerangka model interaktif yang melibatkan aktivitas visual, lisan, mendengarkan, dan menulis. Untuk merangsang rasa keingintahuan siswa, kegiatan inti diawali dengan mengamati video dokumenter tentang situs bangunan peninggalan belanda, peristiwa era pemerintahan Hindia Belanda hingga peristiwa proklamasi kemerdekaan.

Guru memberikan pertanyaan stimulus agar siswa bisa mengambil informasi penting dalam video. Kemudian siswa diberi waktu membaca teks bacaan pada buku. Setelah melihat dan mendengar video, emosi dan nalar siswa berkembang untuk menghubungkan sejumlah fakta peristiwa tersebut dengan isi bacaan sehingga memunculkan sikap antusiasme dan peningkatan keaktifan siswa dalam bertanya. Video perlu diputar ulang agar siswa terpuaskan dalam menganalisa fakta peristiwa. Materi menjadi berkembang bukan hanya sebatas yang ada di buku. Untuk pendalaman materi siswa diberikan instrumen soal dalam lembar kerja untuk didiskusikan dalam kelompok. Hasil diskusi dipresentasikan dan ditutup dengan penyimpulan bersama.

Di akhir pembelajaran ke-6 nilai rata-rata ulangan kelas menunjukkan peningkatan dari 62,7 ke angka 78,4. Dari data tersebut penulis menyimpulkan pemanfaatan video dokumenter didukung referensi yang memadai mampu menimbulkan motivasi belajar, menciptakan suasana belajar yang interaktif dan berkesan sehingga berujung pada peningkatan hasil belajar IPS siswa kelas V SD Negeri Tlogo.

Arif Basuki, S.Pd.
Guru SD Negeri Tlogo
Kecamatan Tretep Kabupaten Temanggung