Wanita Muslim Tantang Putin di Pilpres Rusia 2018

JATENGPOS.CO.ID, MAKHACHKALA – Seorang wanita Muslim berhijab menantang calon presiden petahana Vladimir Putin di pemilihan presiden (Pilpres) Rusia 2018 mendatang. Wanita bernyali besar itu bernama Aina Gamzatova, 46 tahun, berasal dari Dagestan.

Gamzatova telah resmi mendeklarasikan pencalonannya sebagai capres di Ibu Kota Republik Dagestan, Makhachkala, Sabtu, (30/12) lalu. Ia akan bertarung memperebutkan kursi nomor satu Rusia dari jalur independen.

“Deklarasi Aina Gamzatova sebagai kandidat presiden Rusia mendapat dukungan 542 orang,” kata Juru Bicara Gamzatova, Gurizad Kamalov seperti dilansir TASS.

Seperti dikutip RMOL.co (Jawa Pos Grup), salah satu kekuatan wanita berhijab itu adalah menjadi pemilik jaringan media Muslim terbesar Rusia, Islam.ru. Medianya mencakup televisi, radio, dan media cetak.

Latar belakang Gamzatova juga cukup berliku. Ia sempat menikah sebanyak dua kali. Suami pertamanya bernama Said Muhammad Abubakarov.

Sayangnya Abubakarov tewas ketika mobil yang ditumpanginya meledak tahun 1998 silam. Namun, pelakunya tidak pernah ditemukan hingga saat ini.

Suami kedua bernama Akhmad Abdulaev yang berstatus seorang Mufti Dagestan. Deklarasi Gamzatova itu menuai pro dan kontra.

“Saya melihat Gamzatova hanya berusaha menggunakan hak konstitusionalnya sebagai warga negara Rusia,” ujar pendukungnya, Aisha Anastasiya Korchagina seperti dilansir Al Jazeera.

Seorang blogger populer di Dagestan, Zakir Magomedov, menakar kans Gamzatova untuk menang di pilpres 2018 yang dianggap sangat sulit. “Terlalu konyol jika mendiskusikannya secara serius,” ujarnya.

Namun, ulas Magomedov, Gamzatova bakal menjadi lawan paling sulit yang pernah dihadapi Putin. Ia memprediksi Gamzatova bakal meraup suara signifikan di Dagestan dan Kaukasus Utara.

“Setidaknya, Putin tidak akan menerima kemenangan hingga 146 persen seperti yang sudah-sudah,” kata Magomedov menyindir persentase kemenangan yang selalu didengungkan loyalis Putin tersebut.

Pakar Kaukasus dan Direktur lembaga think-tank Rusia, Pusat Pencegahan dan Analisis Konflik, Ekaterina Sokirianskaia menyebut, pencalonan Gamzatova membuat pilihan pemilik suara tidak didominasi pria.

Selain Gamzatova, perempuan lain yang bakal bertarung di pilpres adalah Ksenia Sobchak. “Semakin beragam kandidat, apalagi perempuan, hal itu bakal semakin baik,” ulas Sokirianskaia.(jpc/udi)