JATENGPOS. CO. ID, SOLO – Sepanjang tahun 2023, Yayasan KAKAK melakukan pendampingan pada 100 anak di kota Solo yang mengalami kekerasan seksual. Ironisnya 59 kasus diantaranya tidak hanya kekerasan seksual tapi juga mengalami eksploitasi, dimana 60 persen perempuan.
“Pada tahun 2023 ada sebanyak 59 kasus kekerasan dan eksploitasi seksual pada anak, dimana 60% korban adalah perempuan. Korban didominasi oleh anak usia 13-15 tahun atau anak yang duduk di tingkat pendidikan SMP.” Kata Shoim Sahriyati direktur Yayasan KAKAK, Kamis (25/7/2024).
Sebelumnya, tepat pada Hari Anak Nasional (HAN) 23 Juli 2024, Yayasan KAKAK kolaborasi dengan DP3AP2KB, PT Hutama Karya, SMPN 18 Surakarta dan Pemuda Penggerak menggelar aksi untuk menyikapi angka kekerasan seksual tiap tahunnya terus meningkat.
Soim mengatakan upaya penguatan anak dilakukan dengan memberikan informasi sehingga lebih mengenali perlindungan anak, Hak anak, Kekerasan pada anak dan bagaimana menjadi Pelopor dan Pelapor.
Aksi kolaborasi ini juga menampilkan stan edukasi perlindungan anak dari rokok, mengingat mereka adalah target dari industri rokok. Di akhir peringatan hari ini diwujudkan dalam dukungan dan komitmen untuk melindungi diri menuju zero toleran pada kekerasan.
Shoim Sahriyati menyatakan kegiatan ini merupakan peran pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dalam upaya perlindungan anak. Hal ini harus diapresiasi sehingga semakin banyak dunia usaha yang memberikan dukungan dan peran dalam upaya perlindungan anak.
“Peringatan hari anak ini merupakan refleksi bersama apa yang sudah kita lakukan dalam rangka perlindungan anak, sekecil apapun peran tersebut.” imbuh Soim.
Asisten perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekaligus PLT DP3AP2KB kota Surakarta Purwanti, Skm, Msi menekankan, Anak adalah generasi penerus bangsa jadi penting untuk gerakan Zero toleran untuk kekerasan. (dea/jan)