JATENGPOS. CO. ID, SRAGEN – Sebanyak 45 pasar tradisional yang dikelola Pemba Sragen dalam kondisi kumuh dan memprihatinkan.
Padahal,restribusi pasar ditarget mencapai Rp 12 miliar. Namun untuk biaya rehab dan kebersihan hanya dipatok Rp 196 juta.
Sehingga keberpihakan terhadap pedagang di pasar tradisional minim. Kondisi kumuhnya pasar membuat minat pengunjung maupun pembeli di pasar pasar tradisional berkurang.
Melihat situasi tersebut, banyak anggota DPRD Sragen yang menyoroti kondisi pasar tradisional. Setelah Fraksi Golkar berkeliling di sejumlah pasar beberapa waktu lalu, lantas hal tersebut menjadi pembahasan di Komisi II DPRD Sragen yang membidangi perekonomian.
Anggota Komisi II DPRD Sragen dari Fraksi PKB, Endro Supriyadi juga menyoroti perolehan retribusi pasar yang mencapai belasan miliar. Namun, nominal pemanfaatan penerimaan retribusi yang kembali ke pedagang pasar masih di bawah 10 persen. Seharusnya, nilai yang kembali untuk pedagang pasar lebih banyak.
”Selama ini, retribusi dari pasar tradisional nilainya mencapai Rp. 15 miliaran. Tetapi, kontribusi kembali ke pedagang pasar masih sangat minim,” ujar Ketua GP Ansor Sragen tersebut.
Melihat angka perolehan retribusi pasar tradisional mencapai belasan miliar yang seharusnya bisa memberikan kelayakan dan kenyamanan bagi pedagang. Namun kondisinya di lapangan tak sebanding dengan fasilitas dan sarana prasarana pasar.
“Mengacu pada angka retribusi. Seharusnya, prioritas untuk pasar tradisional ini semakin meningkat. Tapi, fakta dipasar banyak kios yang sudah lapuk, sarana jalan pasar rusak, drainase mampet. Jelas tidak nyaman dan semakin melihatkan kesan semrawut,” jelasnya.
Disisi lain, ditengah gempuran pangsa pasar modern. Endro juga mendorong pemerintah untuk lebih memberikan keberpihakan dan dukungan terhadap pelaku ekonomi di pasar tradisional. Salah satunya dengan fasilitas yang layak untuk menarik pembeli hadir dan bertransaksi di pasar Tradisional.
Sementara, Kepala Bidang (Kabid) Sarana Distribusi Perdagangan Dinas Koprasi UMKM dan Perdagangan Kabupaten Sragen, Aan Suyitno tak mengelak soal target perolehan retribusi dengan anggaran perbaikan pasar tradisional tak seimbang. Perolehan retribusi ditahun 2023 mencapai Rp.12 miliar dan target di tahun 2024 Rp 15.6 miliar.
Sedangkan anggaran pemeliharaan pasar ditahun ini hanya Rp.196 juta.
”Memang banyak pasar tradisional yang umurnya sudah tua dan perlu perbaikan. Akan tetapi, dari nilai retribusi tersebut harus kita bagi – bagi dengan bidang – bidang yang lain,” paparnya.
Aan berharap demi keberpihakan serta kenyamanan bagi pedagang dan pembeli, ia berharap kepada DPRD Kabupaten Sragen dalam meningkatkan anggaran pemeliharaan sarana dan prasarana pasar tradisional. “Anggaran perbaikan ditahun ini Rp.196 juta yang dibagi untuk 6 pasar. Padahal yang kita kelola sebanyak 45 pasar,” jelasnya. (ars/jan)