30.1 C
Semarang
Sabtu, 16 Agustus 2025

Varian Delta Picu Eskalasi Virus Covid-19 di Indonesia

JATENGPOS.CO.ID, JAKARTA – Kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat 3-20 Juli 2021 dinilai krusial di tengah melonjaknya angka kenaikan kasus Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) dan munculnya varian virus COVID-19 baru (Alpha, Beta, Delta dan Kappa) yang diyakini lebih menular dan menimbulkan gejala berat pada pengidapnya.

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kemenkes RI, dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid, di masa pandemi COVID-19 mengatakan perlunya langkah memutus rantai transmisi penyakit, salah satunya dengan pelacakan kontak (contact tracing).

ā€œBagi kasus terkonfirmasi positif harus menjalani karantina atau isolasi mandiri guna memutus rantai penyebaran,ā€ ujarnya pada Dialog Produktif Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN) yang ditayangkan di FMB9ID_IKP, Rabu (7/7/2021).

Baca juga:  Menjadi Bangsa Pembelajar untuk Hadapi Berbagai Perubahan

Selama Juni 2021 terjadi peningkatan kasus COVID-19 yang luar biasa, jauh melebihi Desember 2020 – Januari 2021.

ā€œAngka positif harian saat ini mencapai 28-30 ribu kasus, yang sangat dimungkinkan disebabkan oleh varian Delta yang mendominasi pulau Jawa. Penularan varian Delta sangat cepat yaitu 5 sampai 8 kali lebih menular dibanding varian asli dengan penularan 2,5 sampai 3 kali,ā€ kata dr. Nadia.

Ketua Tim Peneliti Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, dr Gunadi, PhD, SpBA, mengatakan kemunculan Variant of Interest dan Variant of Concern dipengaruhi perilaku manusia sebagai inangnya.

ā€œPelanggaran prokes, tidak divaksinasi, interaksi sosial yang sangat masif merupakan sarana kemunculan varian baru,ā€ ujarnya.

Ia melanjutkan, berdasarkan genome sequencing, varian Delta ini menguasai 17,7% varian yang bertransmisi di Indonesia. Sedangkan varian Alpha dan Beta hanya di bawah 2%. Jadi jelas eskalasi kasus COVID-19 di Indonesia dipicu oleh varian Delta.

Baca juga:  Fahri Tantang KPK Buktikan Dirinya Terlibat Korupsi Benur

Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta, dr. Ngabila Salama, MKM, mengatakan saat ini kasus COVID-19 di DKI Jakarta ibarat fenomena
gunung es.

ā€œBerdasarkan Infection Fatality Rate yang mencapai 0,5-1%, kemungkinan ada 1,1 hingga 2,3 juta orang telah terpapar COVID-19 di DKI Jakarta,ā€ ujarnya. (jay/rit)


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya