JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Walikota Solo, Gibran Rakabuming memutasi dan melantik 25 pejabat struktural dan 11 fungsional sebagai guru, Senin (2/8). Agenda pengambilan sumpah dan janji yang digelar di Bale Tawangarum Kompleks Balaikota Solo tersebut merupakan pelantikan pertama yang dilakukan putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu setelah dilantik sebagai orang nomor satu di kota bengawan pada 26 Februari lalu.
Kepada wartawan, Gibran mengatakan, pelantikan tersebut dilakukan untuk mengisi jabatan strategis terkait penanganan Pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi. Mengingat banyak jabatan di lingkungan Pemerintah Kota (Pemkot) Solo yang kosong karena pejabat yang bersangkutan purna tugas selama satu tahun terakhir.
“Makanya itu kita kirim surat ke Kemendagri untuk bisa melantik pejabat biar kekosongannya terisi. Soalnya pas situasi pandemi seperti saat ini posisi strategi tidak boleh kosong. Khususnya yang berhubungan dengan penanganan Covid-19 dan pemulihan ekonomi, jangan sampai kosong,” jelasnya.
Adapun posisi yang diisi, terdiri dari delapan lurah, tujuh kepala bidang (kabid), empat sekretaris, satu camat, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), tiga kasi, satu kasubag serta 11 fungsional jabatan guru.
Kepada pejabat yang dilantik, Gibran berpesan agar mereka bisa langsung bekerja, tidak perlu mengadakan syukuran perayaan. Ia juga berharap sebagai pelayan masyarakat harus bekerja profesional dan cepat apalagi dalam masa pandemi saat ini yang berat bagi masyarakat.
“Tidak perlu pesta syukuran untuk merayakan jabatan baru. Semua langsung kerja, tidak ada waktu santai-santai. Pandemi masa yang sulit tapi jangan menjadi kendala untuk bekerja lebih profesional,” tandasnya.
Ia juga mewanti-wanti agar para pejabat tidak bertele-tele dalam menjalankan birokrasi. Apalagi jika berurusan dengan nyawa dan keselamatan rakyat. “Solo harus mampu menghadapi pandemi. Sekali lagi, dalam menghadapi krisis kita tidak bisa menggunakan pola-pola rutin, namun harus gerak cepat. Yang namanya birokrasi tidak boleh lelet dan bertele-lele, gerak cepat, respon cepat. Paling penting harus aktif di medsos dan lapangan. Dua-duanya harus berimbang,” ujarnya. (jay/rit)