JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Meninggalnya Raja Mangkunegaran, KGPAA Mangkunagoro IX tak hanya mengejutkan keluarga dan abdi dalem, namun juga merupakan kehilangan yang besar. Pasalnya, raja yang memiliki nama kecil GPH Sujiwa Kusuma itu telah memimpin Pura Mangkunegaran selama 33 tahun terakhir.
Putra bungsu Raja Mangkunagoro IX, GPH Bhre Cakrahutomo Wira Sudjiwo menuturkan, kepergian ayahandanya sangat mendadak. Sebab sehari sebelumnya ia masih berkomunikasi dengan ayahnya melalui sambungan telepon.
“Ini mendadak kejadiannya. Bahkan beberapa hari sebelumnya beliau masih sehat. Pagi hari saya masih teleponan dengan beliau, habis itu tau-tau malamnya meninggal. Saya juga tidak tahu kejadian persisnya karena saya di sini (Solo),” ungkapnya.
Ia mengaku kepergian ayahnya merupakan kehilangan berat bagi keluarga. Meski demikian ia berjanji akan meneruskan semangat dan cita-cita sang ayah ke depannya nanti.
“Berat bagi keluarga. Ini kehilangan yang besar bagi kami dan Mangkunegaran. Namun ke depan kaki harus tetap bisa melanjutkan semangat Kanjeng Gusti. Memberikan yang terbaik bagi Mangkunegaran. Kami akan selalu mengenang kebaikan beliau serta melanjutkan cita-cita Kanjeng Gusti yang ingin dicapai. Termasuk memperhatikan para abdi dalem,” ucapnya.
Sementara itu, jenazah KGPAA Mangkunagoro IX tiba di Pura Mangkunegaran sekitar pukul 16.15 WIB seelah menempuh perjalanan darat dari Jakarta. Jenasah diturunkan oleh petugas dari lembaga Wadana Satriya kemudian disemayamkan di Ndalem Ageng Pura Mangkunegaran.
Di sisi lain, sejumlah kerabat pun terlihat berdatangan untuk melayat. Termasuk Kapolda Jateng, Irjen Pol Ahmad Lutfi yang tampak mengucapkan bela sungkawa langsung kepada istri dan anak almarhum di selasar Ndalem Ageng. (jay)
