Pengembangan kreativitas anak pada jenjang Sekolah Dasar bisa disalurkan lewat mata pelajaran Seni Busaya dan Prakarya. Pendidik harus berpikiran kreatif dalam mengembangkan pembelajaran seni budaya dan prakarya sehingga hal ini mampu menjadi wadah untuk penggalian bakat minat siswa. Menurut Suwiryo (2011: 38) menumbuhkan rasa kecintaan peserta didik terhadap seni dan kebudayaan yang ada di Indonesia menjadi tujuan utama dalam pembelajaran seni budaya dan prakarya pada jenjang sekolah dasar. Materi pokok Seni Budaya dan Prakarya pada kelas I salah satunya membahas tentang Karya Ekspresi Dua dan Tiga Dimensi. Materi ini mencakup Kompetensi Dasar (KD) 3.1 Memahami karya ekspresi dua dan tiga dimensi dan Kompetensi Dasar (KD) 4.1 Membuat karya ekspresi dua dan tiga dimensi.
Kegiatan pembelajaran kelas I pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya di SDN 06 Beji KWK Taman Kabupaten Pemalang masih menemui banyak kendala. Siswa belum dilibatkan secara langsung dalam proses pembelajaran. Siswa terfokus pada guru serta buku pelajaran pada saat guru menyampaikan materi. Penguasaan dan pemahaman akan materi ekspresi dua dantiga dimensi dari siswa masih kurang disebabkan rasa bosan Ketika mereka mengikuti proses pembelajaran yang monoton. Akibatnya hasil rata rata pada penilaian harian masih banyak yang belum tuntas. Untuk mengatasi masalah tersebut salah satunya dengan memilih model pembelajaran yang menarik.
Menurut Agus kuncoro (2017:48), Model pembelajaran adalah Langkah taktis yang dilakukan dalam proses pembelajaran guna mencapai tujuan yang diinginkan. Pembelajaran kooperatif model Teams Game Tournament (TGT) adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa. Model ini melibatkan peran siswa sebagai tutor dalam belajar dan mengandung unsur reinforcement. serta permainan
Adapun langkah langkah pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut : Pertama, Penyajian Kelas. Pada langkah ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan materi tentang karya ekspresi dua dan tiga dimensi kepada siswa. Kemudian guru membagi siswa kedalam kelompok yang beranggotakan 4–6 orang dengan kemampuan heterogen. Kedua, Game. Setelah kelompok terbentuk, siswa harus mendiskusikan dan mengerjakan soal yang sudah dibagikan.. Di sini, peran tutor sebaya dimainkan untuk memberi penjelasan kepada teman yang belum memahami materi. Kemudian hasil diskusi kelompok dipresentasikan didepan kelas. Ketiga, Turnamen. Setelah tahap game selesai, tiap kelompok menyiapkan anggotanya yang akan ditandingkan dalam turnamen untuk melawan kelompok lain. Setiap siswa yang berkompetisi berusaha mendapatkan skor sebanyak mungkin. Keempat, Pemberian Penghargaan. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang memperoleh skor terbanyak untuk menjadi pemenang.
Penerapan model pembelajaran Kooperatif tipe teams game tournament (TGT) pada mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya kelas I SDN 06 Beji KWK Taman Kabupaten Pemalang bisa meningkatkan nilai akhir kelas pada PH tentang materi Karya Ekspresi Dua dan Tiga Dimensi dengan rata rata nilai kelas 85,2. Dan pada rata rata nilai ketrampian sebesar 81,4. Selain itu aktifitas pembelajaran menjadi lebih aktif dan menyenangkan.
Sri Rohmaningsih,
Guru Kelas I SDN 06 Beji KWK Taman Kab. Pemalang