Permasalahan dalam proses pembelajaran menjadi perbincangan banyak masyarakat pemangku pendidikan. Rendahnya minat belajar, kualitas pembelajaran, tidak kompetennya para pendidik dalam pembelajaran serta beberapa permasalahan lain yang menyertainya termasuk kurangnya perhatian guru terhadap peserta didik. Hal ini sangat berdampak terhadap rendahnya hasil belajar peserta didik. Kebutuhan peserta didik seharusnya memang perlu diperhatikan dalam proses pembelajaran. Pendidik tidak seharusnya memaksakan model pembelajaran yang membuat peserta didik bosan dan kurang nyaman dalam mencari ilmu.
Proses pembelajaran yang baik adalah dengan memberikan kesempatan pada peserta didik untuk berkembang, berinovasi, dan berkreasi. Para pendidik dalam membimbing peserta didiknya kurang kreatif, kurikulum yang sentralistik juga menjadi faktor proses pembelajaran semakin suram. Model pembelajaran yang dapat meningkatkan peserta didik untuk berdiskusi, bekerjasama dan bertukar ide serta permasalahan sangat perlu ditawarkan. Pembelajaran yang terfokus kepada peserta didik akan dapat memberikan dorongan untuk dapat berkembang. Proses pembelajaran yang mengajak peserta didik untuk terlibat dalam setiap tahapan proses dengan bekerjasama sesama teman adalah Pembelajaran Kooperatif. Pembelajaran kooperatif akan menarik peserta didik pada sebuah kelompok belajar dan menuntutnya untuk dapat memikul tanggung jawab besar bagi kelompoknya.
Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran untuk belajar aktif dan bekerja sama dengan kelompok. Salah satu model pembelajaran yang menggunakan pembelajaran kooperatif adalah Group investigation (GI).
Group investigation menurut Winataputra (2001:34) adalah model pembelajaran yang mengambil model dari masyarakat, terutama mengenai mekanisme sosial yang ada pada masyarakat yang biasa dilakukan melalui kesepakatan bersama. Peserta didik akan mempelajari pengetahuan dan melibatkan diri dalam pemecahan masalah sosial melalui kesepakatan ini. Maimunah menguti pendapatnya Eggen dan Kauchak (2005: 21) menjelaskan bahwa model pembelajaran Group investigation adalah model belajar kooperatif yeng menempatkan peserta didik ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik.
Penulis sekaligus guru SDN 02 Kajen Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan menggunkan model pembelajaran Group investigation di kelas empat pada materi keragaman kegiatan orang-orang di masyarakat dan manfaatnya.
Langkah-Langkah dalam pelaksanaanya adalah pertama guru menjelaskan materi yang akan dibahas, tujuan pembelajaran dan model pembelajaran yang akan digunakan. Guru kemudian mengkondisikan kelas dengan cara mengorganisasikan peserta didik ke dalam kelompok. Pada langkah selanjutnya, guru mengarahkan peserta didik untuk merencanakan tugas-tugas belajar secara bersama-sama dengan peserta didik dalam kelompoknya masing-masing. Peserta didik dipandu guru melaksanakan investigasi. Guru mengarahkan peserta didik mencari informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan. Peserta didik menyiapkan laporan akhir sebagai bahan untuk dipresentasikan dan disusul dengan mempresentasikan laporan akhir yang telah dibuat dengan dipandu oleh guru. menjelang pembelajaran berakhir, guru melakukan evaluasi, yaitu peserta didik diminta berbagi informasi, ide, dan gagasannya. Pemberian penguatan guru kepada peserta didik berupa penyampaian evaluasi hasil kerja kelompok masing-masing dan menyimpulkan pelajaran.
Penulis mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, yaitu setelah melaksanakan proses pembelajaran memanfaatkan model pembelajaran Group Investigation, ternyata terjadi peningkatan minat belajar dan hasil belajar pada peserta didik dibandingkan sebelumnya. Antusiasme peserta didik juga besar untuk menikmati proses pembelajaran sampai penutup.
Pulung Teguh Santoso, S.Pd
SDN 02 Kajen Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan