Pokok pelajaran IPA adalah bagian dari mata pelajaran yang memiliki ciri khusus. Materi pelajaran IPA memfokuskan pada pembahasan tentang manusia dan lingkungan di sekitarnya. Benda hidup dan aktifitas tubuh manusia dan makhluk hidup lainnya juga menjadi materi yang di sajikan oleh pembelajaran IPA. Melalui pembelajaran IPA diharapkan kelak generasi ke depan dapat memberikan sumbangsih ilmu sebagai seorang ilmuwan. Pembelajaran IPA pada jenjang pendidikan dasar termaktub dalam tematik pokok-pokok materi pembelajaran.
Tema yang terkait mata pelajaran IPA terselip salah satu konsep atau materi yang termuat dalam bahan ajar untuk disampaikan penulis sebagai guru kelas lima di SDN Tambakroto Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan adalah tentang menjelaskan organ peredaran darah dan fungsinya pada hewan dan manusia. Seiring perkembangan zaman, materi ini tidak akan pernah lekang dan hilang. Siswa diharapkan akan dapat mengetahui dan memahami dengan baik tentang organ peredaran darah dalam tubuh manusia dan hewan serta fungsinya dan cara menjaganya dengan baik. Guru sangat penting menyampaikan materi tersebut secara proporsional dan profesional sesuai dengan jenjang pendidikan dasar.
Akan tetapi penyampaian materi perlu dirumuskan dan diformulasikan penggunaan model pembelajaran yang tepat, agar siswa dapat memahami dan tidak merasa tertekan selama proses pembelajaran. Metode pembelajaran konvensional masih mendominasi di sebagian besar sekolah diantaranya ceramah, catat buku sampai habis, merangkum, menghafalkan. Penggunaan metode ini berdampak terhadap siswa yang tidak mendapatkan ruang untuk berinteraksi kepada guru maupun kepada siswa yang lain. Suasana pembelajaran di kelas akan menjadi monoton dan membosankan. Karakteristik pembelajaran IPA yang syarat dengan praktik, keterampilan dan menciptakan hanya menjadi sebuah imajinasi dan mimpi. Pada akhirnya hasil belajar siswa menjadi rendah dan jelek.
Salah satu indikator bahwa guru belum berhasil dalam melaksanakan proses pembelajaran adalah perolehan hasil belajar siswa yang rendah dan jelek. Untuk mengatasi berbagai permasalahan tersebut, dibutuhkan model pembelajaran yang bersifat kooperatif yang menghibur dan menyenangkan. Pembelajaran kooperatif memberikan peluang kepada siswa untuk melakukan kerjasama dan hubungan sosial serta kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan secara lebih bebas dan bertanggung jawab.
Suprijono (2010: 54) menjelaskan bahwa pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Salah satu model pembelajaran yang menerapkan prinsip pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran Scramble atau susunan huruf, kata dan kalimat. Isjoni (2017: 15) turut menambahkan bahwa pembelajaran kooperaif adalah mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu sama yang lainnya sebagai satu kelompok atau satu tim.
Hesti Damayanti (2010: 3-4) mengungkapkan bahwa model pembelajaran Scramble adalah model pembelajaran yang menggunakan penekanan latihan soal dikerjakan secara berkelompok yang memerlukan adanya kerjasama antar anggota kelompok agar dapat lebih mudah dalam mencari penyelesaian soal dengan berpikir kritis.
Pelaksanaan proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran Scramble yaitu guru membuat kartu soal sesuai materi yang akan diajarkan. Di samping itu, guru membuat kartu jawaban kemudian dilakukan pengacakan nomernya. Guru menyampaikan materi, tujuan pembelajaran, kompetensi dasar serta model pembelajaran yang akan diterapkan. langkah selanjutnya, guru membagikan kartu soal pada kelompok yang telah dibentuk sebelumnya secara heterogen dan kartu jawaban. Kelompok mengerjakan soal disusul dengan mencari kartu soal untuk jawaban yang cocok. Pada akhir pembelajaran, guru bersama siswa membuat kesimpulan, pemberian penguatan terhadap materi yang telah disampaikan, refleksi dan mengadakan evaluasi sebagai bahan penilaian. Penulis merasakan terjadinya peningkatan kualitas proses pembelajaran. Minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran juga cukup tinggi, terbukti dengan tidak terdapat siswa yang terlihat bosan dan melakukan aktifitas secara sendiri.
Endang Sri Rejeki, S.Pd
SDN Tambakroto Kecamatan Kajen Kabupaten Pekalongan