Pembelajaran merupakan suatu proses panjang yang bertujuan mencapai hasil yang lebih. Untuk dapat mencapai hasil tersebut maka diperlukan strategi yang tepat. Strategi pembelajaran yang tepat sangat berpengaruh terhadap siswa, karena suatu cara atau metode yang tepat perlu dilakukan oleh pendidik terhadap anak didik. Azhar (2011) mengatakan pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan peserta didik. Pembelajaran daring ialah pembelajaran yang dilakukan dengan jarak jauh dengan bantuan internet. Dalam pembelajaran daring dibutuhkan sarana dan prasarana, berupa laptop, komputer, smartphone, dan bantuan jaringan internet. Selain sarana dan prasarana, seorang guru juga harus mampu menyesuaikan dengan keadaan siswa. Guru juga harus mampu mengembangkan profesi pendidik serta menjalankan tugasnya dengan menyesuaikan kebutuhan siswa serta materi pembelajaran yang mengikuti perkembangan zaman.
Pembelajaran daring learning bukan sekedar berkutat dengan internet, melainkan ada aspek penting lain yang kaitannya dengan keamanan siswa. Seperti yang kita ketahui bersama sekarang ini Learning Management Systems (LMS) merupakan sebuah komponen penting e-learning yang mengatur secara sistematis pembelajaran daring. Akhir-akhir ini aksi “bulying” kerap terjadi ketika proses pembelajaran. Dengan LMS ini, diharapkan siswa dapat dengan nyaman berinteraksi dengan tutornya tanpa khawatir dicemooh oleh peserta lainnya. Di sinilah keamanan siswa lebih terkontrol dengan baik. Intinya, siswa harus dapat dengan bebas mengekspresikan ide-idenya. Pembelajaran Daring Learning juga dapat memperluas komunitas pembelajaran. Karena antara satu siswa dengan siswa lainnya memiliki akses komunikasi yang lebih baik, dibanding diskusi tatap muka yang banyak keterbatasan dan seringkali dirasa kurang kondusif. Bahkan diskusi tatap muka yang sudah baik pun masih memiliki kendala, dimana ada kecenderungan siswa yang kurang peduli terhadap apa yang dikatakan oleh rekannya. Mungkin karena akibat dia sendiri sedang berjuang memahami konsep-konsep di benaknya.
Namun pembelajaran daring juga memiliki tantangan tersendiri. Salah satunya adalah ketersediaan jaringan internet. Beberapa mengaku kesulitan untuk mengikuti pembelajaran online karena tidak semua wilayah mendapatkan jaringan internet dengan akses lancar. Selain tantangan mengenai layanan internet, tantangan lainnya adalah kendala biaya. Untuk mengikuti pembelajaran online, para siswa harus mengeluarkan biaya lebih untuk membeli kuota internet. Apalagi ketika pembelajaran dilakukan melalui video conference akan menghabiskan kuota internet lebih banyak. Hal inilah yang seringkali dikeluhkan oleh orang tua siswa yang harus mengeluarkan biaya tambahan untuk dapat menunjang sistem pembelajaran daring learning sebagaimana yang dimaksud.
Hal lain yang harus diperhatikan dalam penggunaan smartphone guna menunjang pembelajaran daring adalah adanya kecanduan penggunaan smartphone. Beberapa penelitian menunjukkan adanya indikasi kecanduan gadget akibat penggunaan yang berlebihan. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan kekhawatiran akan efek negatif pada penggunaan gadget dan media sosial seperti kemungkinan terpapar informasi yang salah dan tidak memperhatikan selama belajar akibat bermain media sosial. Selain itu, siswa yang kecanduan gadget cenderung memiliki masalah sosial dan akademik. Sehingga banyak penelitian yang menunjukkan bahwa sebagian besar siswa lebih memilih untuk segera kembali bersekolah. Karena banyak orang tua yang mengeluhkan hasil belajar siswa menurun, akibat kurangnya keseriusan siswa dalam pembelajaran sistem daring learning ini.
Oleh:
Sukarlin, S.Pd
Guru SD 3 Klumpit, Kec. Gebog, Kab. Kudus