Dalam proses pembelajaran selalu dihadapkan pada tantangan untuk mempersiapkan peserta didik agar mampu berkiprah dalam kehidupan masyarakat yang maju di tengah-tengah arus globalisasi. Tantangan ini semakin diperberat dengan adanya kecenderungan menempatkan masalah materi sebatas pada kurikulum pendidikan yang dalam proses pembelajaran masih terbatas pada pengembangan aspek mengingat saja.
Hal ini menjadikan salah satu sebab menurunnya kualitas pembelajaran yang memungkinkan semakin berkembangnya penilaian yang menempatkan posisi materi pelajaran tertentu hanya sebagai pelajaran hafalan dan mengingat, dan bukan pendidikan yang dapat membantu siswa untuk mengembangkan pola berpikir kognitif tingkat tinggi. Apabila siswa memahami kognitif tingkat tinggi, maka keberhasilan dalam pembelajaran tidak diragukan lagi, sebab dalam pelaksanaan kurikulum tersebut merupakan perwujudan para siswa untuk kreatif dan memiliki daya inovatif.
Berdasarkan uaraian di atas yang dikaitkan dengan yang terjadi di lapangan menunjukkan, bahwa masih ada sebagian siswa SMPN 4 Jepara kelas VIII yang belum memahami secara benar materi pergerakan nasional. Hal tersebut dibuktikan adanya siswa yang prestasi belajarnya di bawah Kreteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang di tetapkan oleh sekolah.
Tindakan untuk meningkatkan pemahaman materi pergerakan nasional pada siswa dapat dikemukakan: (a) sebagian besar siswa kelas VIII ada yang belum memahami secara maksimal tentang pergerakan nasional Indonesia, yaitu ada sebanyak 21 siswa atau 65,63% dari jumlah siswa sebanyak 32 yang nilainya dibawah KKM yang ditetapkan oleh sekolah. Hal ini bila dibiarkan berlarut-larut, dikhawatirkan siswa akan mengalami kegagalan dalam studinya. (b) Metode investigasi kelompok (Group Investigassion) sebagai salah satu metode atau cara perlu diterapkan, sebab metode ini ditengarai mampu medeteksi secara kelompok atau group/kelas untuk mengatasi kelemahan yang berkaitan dengan materi pembelajaran yang belum dikuasi dengan baik oleh siswa. Group investigation atau investigasi kelompok adalah kelompok kecil untuk menuntun dan mendorong siswa dalam keterlibatan belajar. Metode ini menuntut siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun dalam keterampilan proses kelompok (group process skills).
Huda (2015, hlm.292) mengatakan, “Metode group investigation merupakan salah satu metode kompleks dalam pembelajaran kelompok yang mengharuskan siswa untuk menggunakan skill berpikir tingkat tinggi.” Maksudnya, metode ini sangat cocok digunakan untuk melatih peserta didik agar memiliki kemampuan berpikir kritis dengan melakukan beberapa tahapan tertentu. Langkah-langkah dalam model pembelajaran Group Investigation dapat dikemukakan seperti berikut ini: a) Guru membagi kelas menjadi beberapa kelompok yang heterogen. b) Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok yang harus dikerjakan. c) Guru memanggil ketua-ketua kelompok untuk memanggil materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. d) Masing-masing kelompok membahas materi tugas secara kooperatif dalam kelompoknya. e) Setelah selesai, masing-masing kelompok yang diwakili ketua kelompok atau salah satu anggotanya menyampaikan hasil pembahasannya. f) Kelompok lain dapat memberikan tanggapan terhadap hasil pembahasannya. g) Guru memberikan penjelasan singkat (klarifikasi) bila terjadi kesalahan konsep dan memberikan kesimpulan. h) Pelaksanaan evaluasi.
Setelah menerapkan model group Investigation dalam penyampaian materi Pergerakan Nasional diperoleh skor rata-rata 28,5 atau 89,06% dan berada pada kritera sangat tinggi, sehingga dapat dikemukakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan materi Pergerakan Nasional pada siswa dengan pendekatan atau metode pembelaharan investigasi kelompok (group investigassion) efektif meningkatkan pemahaman materi pergerakan nasional pada siswa Kelas VIII SMPN 4 Jepara.
Oleh :
Sri Wartini,S.Pd
Guru IPS SMPN 4 Jepara