Menyambut Tahun Ajaran 2021/2022, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) mengimbau agar pembelajaran di masa pandemi Covid-19 dilakukan dengan aman dan nyaman. Penyelenggaraan pembelajaran tetap mengacu pada Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri dan aturan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Covid-19 di Jawa dan Bali serta 15 Kabupaten/Kota lainnya. “Pembelajaran di masa pandemi akan berlangsung secara dinamis menyesuaikan risiko kesehatan dan keselamatan yang ditetapkan oleh pemerintah pusat, yakni PPKM, baik PPKM Mikro maupun PPKM Darurat,” terang Muhammad Hasbi (Ditjen PAUD Dikdasmen) dalam pertemuan dengan media secara virtual, Rabu, (14/7) di Jakarta (https://www.kemdikbud.go.id/main/blog/2021/07/sambut-tahun-ajaran-baru-kemendikbudristek-ajak-semua-pihak-sukseskan-pembelajaran-aman-dan-nyaman).
Di SMP Negeri 4 Majenang Kabupaten Cilacap, sebagai sarana diskusi media pembelajaran daring menggunakan aplikasi pesan singkat whatsapp atau telegram. Yang menjadi pertimbangan pemilihan aplikasi tersebut adalah karena masalah koneksi internet dan kuota peserta didik. Tidak menggunakan aplikasi video conference seperti zoom, google meet, teams atau yang lain. Penulis, sebagai guru yang mengajar mata pelajaran matematika lebih memilih media pesan singkat telegram.
Telegram adalah sebuah aplikasi layanan pengirim pesan instan multiplatform berbasis awan yang bersifat gratis dan nirlaba. Klien telegram tersedia untuk perangkat telepon seluler dan sistem perangkat komputer. Para pengguna dapat mengirim pesan dan bertukar foto, video, stiker, audio, dan tipe berkas lainnya (https://id.wikipedia.org/wiki/Telegram_(aplikasi))
Alasan penulis memilih telegram karena adanya satu fasilitas di telegram yang sangat membantu yaitu forum obrolan grup (voice chat). Voice Chat adalah obrolan suara yang bisa dimanfaatkan sebagai ruang virtual atau tempat berdiskusi. Fitur voice chat di telegram hadir dengan menu yang interaktif. Untuk bergabung ke dalam voice chat, pengguna dapat menekan menu “Join” yang terletak di bawah nama grup. Dengan fitur ini diskusi di grup menjadi lebih efektif karena anggota grup disamping kirim pesan, gambar atau suara juga bisa berinteraksi secara langsung layaknya orang yang sedang menelpon jika ada hal yang belum jelas. Percakapan dapat didengar oleh semua anggota yang sudah bergabung di voice chat.
Untuk membuat panggilan voice chat, ada perbedaan antara telegram versi andorid dan versi desktop. Untuk versi android caranya adalah admin grup mengakses profil grup dan klik menu “tiga titik” yang ada di pojok kanan atas. Selanjutnya, admin bisa memilih menu “Start Voice Chat” untuk mulai membuat panggilan voice chat di dalam grup. Sedangkan untuk versi desktop caranya adalah admin grup memilih ikon voice chat yang ada di pojok kanan atas. Selanjutnya, admin bisa memilih menu “Start Voice Chat” untuk mulai membuat panggilan voice chat di dalam grup.
Ketika sudah masuk ke dalam ruangan virtual, pengguna bisa melihat jumlah partisipan yang sudah bergabung dan tengah berbicara di dalam fitur ini. Selama tergabung ke dalam fitur ini, pengguna tetap dapat saling mengirim pesan dan stiker di dalam grup chat.
Dari pengalaman penulis, peserta didik menjadi lebih antusias mengikuti kegiatan pembelajaran daring karena saat berdiskusi bukan hanya berkirim pesan atau gambar saja. Mereka bisa secara langsung bertanya kepada gurunya jika ada hal yang belum jelas. Oleh karena itu, metode ini layak untuk dicoba khususnya bagi mereka yang perlu mempertimbangkan kondisi jaringan dan kuota internet peserta didik. Mengapa? Karena dengan fitur voice chat guru dan peserta didik bisa berinteraksi secara langsung melalui suara dan lebih hemat kuota.
Oleh
WARTAM, S.Pd
Guru Matematika SMP Negeri 4 Majenang