Proses pembelajaran merupakan tahapan penting dalam kegiatan pendidikan. Keberhasilan pendidikan salah satunya bergantung pada pelaksanaan proses pembelajaran didalam kelas. Pelaksanaan proses pembelajaran harus berjalan secara dinamis, yaitu proses pembelajaran terus berubah mengikuti perkembangan dan kemajuan zaman. Perubahan model pembelajaran dibutuhkan sebagai bentuk transformasi guru menyesuaikan dengan keadaan. Proses pembelajaran yang dilaksanakan secara stagnan, akan mengakibatkan kejenuhan dan kebosanan. Kemudian dapat dipastikan akan berdampak kepada minat, motivasi dan hasil belajar siswa yang rendah dan kurang memuaskan. Pemberian pengalaman belajar kepada siswa yang berkualitas merupakan prestasi guru dalam proses pembelajaran.
Salah satu indikator keberhasilan anak didik dalam proses pembelajaran adalah dengan mendapatkan hasil belajar yang baik. Hasil belajar yang dicapai siswa mencerminkan keberhasilan guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Hasil belajar siswa akan semakin baik, ketika semakin baik pula pelaksanaan proses pembelajaran dan begitu juga sebaliknya. Keberhasilan proses pembelajaran guru juga tergantung model pembelajaran yang digunakan. Oleh karena itu, guru harus cerdas dan cermat dalam memilih model pembelajaran. Pembelajaran kooperatif salah satu terobosan guru yang tepat dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Karena dalam pembelajaran kooperatif semua siswa terlibat aktif untuk melaksanakan proses pembelajaran. Number Head Together (NHT) merupakan bagian dari model pembelajaran yang menggunakan prinsip pembelajaran kooperatif.
Numbered Head Together atau NHT didefinisikan sebagai model pembelajaran yang dikembangkan untuk melibatkan lebih banyak siswa dalam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pelajaran dan mengecek pemahaman mereka terhadap isi pelajaran tersebut menurut Suhermi (2004: 43) Numbered Head Together merupakan tipe model pembelajaran kooperatif yang merupakan stuktur sederhana dan terdiri atas empat tahap yang digunakan untuk meriview fakta-fakta dan informasi dasar yang berfungsi untuk mengatur interaksi siswa dikuatkan oleh Kagan dalam Foster (2002:11).
Sebagai bagian dari TK Negeri Pembina Belik Kabupaten Pemalang, penulis menerapkan model pembelajaran NHT di kelas dalam materi pengenalan lingkungan sekitar.
Sintaks pada pelaksanaan proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran NHT yaitu guru memberikan pengarahan berupa materi pembelajaran yang akan dipelajari, tujuan pembelajaran, dan model pembelajaran. Kemudian guru membuat kelompok yang bersifat heterogen dan tiap siswa memiliki atau diberikan identitas nomor tertentu. Siswa memulai bekerja dalam kelompok setelah guru memberikan soal berupa materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tetapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai dengan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor yang sama mendapat tugas yang sama). Presentasi kelompok dilaksanakan setelah tugas dan permasalahan selesai di kerjakan dan didiskusikan yaitu dengan nomor siswa yang sama sesuai tugas masing-masing agar terjadi diskusi kelas. Pada beberapa kesempatan diselingi dengan kuis individual dan guru membuat skor perkembangan tiap siswa. Pada akhir pembelejaran guru mengumumkan hasil kuis dan diikuti pemberian apresiasi dengan penghargaan. Sebelum proses berakhir, siswa diajak untuk membuat simpulan dari materi yang telah di bahas dan guru memberikan penguatan materi.
Penulis menemukan perbedaan yang terjadi ketika memanfaatkan model pembelajaran NHT. Penulis merasakan adanya peningkatan minat, motivasi dan hasil belajar siswa secara signifikan dengan menerapkan model pembelajaran NHT.
Hermi Watiningsih, S.Pd.
TK Negeri Pembina Belik Kabupaten Pemalang