Pembelajaran Bahasa Jawa pada dasarnya dapat dijadikan sebagai wahana penanaman watak dan budi pekerti terutama penerapan unggah-ungguh pada masyarakat Jawa serta memiliki peran yang penting dalam pembentukan watak dan budi pekerti bangsa. Artinya setelah mempelajari bahasa jawa peserta didik diharapkan mampu mengenal budayanya, lingkungannya, menerapkan budaya , menghargai potensi bangsa, sehingga mampu mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersebut. Kenyataan di lapangan pembelajaran bahasa jawa masih jauh dari apa yang kita harapkan, terutama membaca aksara jawa. Kebanyakan siswa menganggap bahwa aksara jawa adalah materi yang sulit dan membosankan karena memiliki berbagai macam bentuk dan tata cara penulisan yang rumit. Siswa merasa kesulitan menghafal aksara jawa lebih-lebih membaca atau menulis aksara jawa dan berdampak pada prestasi bahasa jawa.
Persoalan di atas juga penulis alami di SMP Negeri 2 Sambungmacan. Ketika penulis menyuruh siswa untuk membaca aksara jawa ternyata 90 % tidak bisa membaca. Untuk mengatasi persoalan tersebut penulis menggunakan metode bacaan berjilid yang mengadopsi dari metode iqro’ untuk huruf hijaiyyah. Metode iqro’ ini sudah terbukti sangat efektif untuk pembelajaran huruf hijaiyyah. Menurut As’as Human (1990) metode Iqro’ merupakan metode belajar mengajar Al Quran dengan memanfaatkan buku yang terdiri dari enam jilid yang disusun secara praktis dan sistematis, sehingga memudahkan setiap orang untuk belajar maupun mengajarkan membaca Al Qur’an dalam waktu yang relatif singkat. Menurut Sri Wijayanti (2006) pengertian metode iqro’ adalah suatu metode atau cara cepat belajar membaca Al Qur’an yang disusun secara sistematis dimulai dari bacaan yang sederhana kemudian meningkat setahap demi setahap sehingga terasa lebih ringan bagi yang mempelajarinya. Metode iqro’ memiliki kelebihan dibandingkan metode konvensional . Adapun kelebihannya sebagai berikut : (1) terjadi hubungan yang akrab antar siswa; (2) siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran; (3) menggunakan sistem modul dimana dalam setiap modul ada tingkatan kesulitannya; (4) siswa mendapat bantuan dari guru sesuai dengan kesulitannya; (5) melatih siswa untuk belajar secara mandiri, karena tuntutannya siswa nantinya bisa membaca dengan teliti dan lancar. Kalau metode iqro’ terdiri dari beberapa jilid maka penulis pun juga menggunakan beberapa jilid untuk aksara jawa yang disusun berdasarkan tingkat kesulitannya. Konsep metode iqro’dalam pembelajaran keaksaraan bahasa jawa adalah belajar membaca aksara jawa dimulai dari hal yang paling sederhana dari suku kata menjadi kata kemudian menjadi kalimat. Adapun sasaran dari beberapa jilid metode iqro’ keaksaraan bahasa jawa sebagai berikut : (1) target jilid 1, siswa akan hafal huruf atau aksara jawa; (2) target jilid 2 siswa siswa akan hafal sandhangan swara; (3) target jilid 3 siswa akan hafal sandhangan wyanjana; (4) target jilid 4 siswa akan hafal pasangan; (5) target jilid 5 adalah akan hafal aksara murda, swara , rekan dan angka.
Ternyata dengan mengadopsi metode iqro’ untuk pembelajaran aksara jawa membuat siswa merasa nyaman karena lebih mudah belajar aksara jawa. Ketika dengan metode konvensional siswa banyak yang kesulitan untuk membaca aksara jawa, dengan metode ini 75 % siswa dapat membaca dengan lancar aksara jawa. Jadi dengan metode iqro’ aksara jawa mempermudah siswa belajar aksara jawa.
Oleh:
Sri Winarsih, S.Pd
Guru SMPN 2 Sambungmacan
Kabupaten Sragen