Barcode “Harta Karun” Tingkatkan Pemahaman Anak Dalam Belajar

Pendidikan adalah kebutuhan pokok setiap individu. Begitu pentingnya pendidikan, pemerintah membuat program WAJAR (Wajib Belajar) setidaknya selama 12 tahun dan disarankan lebih dari itu. Dimulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, dan SMA. Jenjang pendidikan pertama yakni jenjang Sekolah Dasar yang merupakan pendidikan anak yang berusia antara 7 sampai dengan 13 tahun yang dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat bagi siswa.

Karakteristik siswa sekolah dasar cenderung aktif dan memiliki rasa ingin tahu tinggi. Sebagai guru yang mengampu di sekolah dasar diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi pembelajaran agar anak tidak merasa bosan. SDN Salangamer, sekolah tempat saya bertugas merupakan sekolah dasar yang memiliki 6 kelas dengan menerapkan pembelajaran kurikulum 2013. Dimana pada kurikulum 2013 menuntut keaktifan siswa untuk memenuhi aspek penilaian.

Baca juga:  Pendekatan Whole Language dalam Pembelajaran Bahasa di SD

Siswa lebih menyukai kegiatan yang membutuhkan gerak daripada duduk di dalam kelas mendengarkan penjelasan guru. Oleh karena itu, apabila pembelajaran dikemas kedalam sebuah permainan maka siswa akan menjadi lebih bersemangat dan tertarik mengikuti pembelajaran. Mencari Harta Karun, tentunya permainan ini sudah tidak asing lagi di telinga anak-anak maupun dewasa. Permainan ini mengharuskan pemain terbentuk menjadi beberapa tim dan setiap tim diberi sebuah peta untuk menemukan titik lokasi harta karun berada.

Namun ada hal yang berbeda kali ini, yaitu pengunaan barcode dalam penyelesaian misteri harta karun. Barcode atau kode batang adalah sekumpulan kode yang berbentuk garis yang masing-masing ketebalan garisnya berbeda sesuai dengan karakter yang diwakilinya. Pada titik/pos pemberhentian pencarian harta karun disediakan masing-masing satu barcode untuk dapat dipindai. Setelah dipindai maka akan muncul satu soal yang harus diselesaikan oleh kelompok tersebut. Apabila sudah terselesaikan maka kelompok tersebut dapat melanjutkan perjalanan untuk mencari harta karun kembali. Namun jika gagal maka akan terdapat pengurangan poin/nilai pada kelompok tersebut dan ditunda perjalanannya selama 1-2 menit.

iklan
Baca juga:  Puzzle IPA Tingkatkan Keterampilan4C

Pengemasan pembelajaran kedalam permainan mencari harta karun ini mengembangkan sikap kerjasama, disiplin, dan kemampuan problem solving pada setiap anak. Hal ini sejalan dengan pendapat Rakhmat (2005) bahwa problem solving merupakan proses berpikir yang dilakukan untuk memahami realitas dalam rangka pengambilan keputusan, memecahkan masalah, dan menghasilkan hal yang baru (creativity). Anak menjadi lebih peka terhadap lingkungan dan terpancing untuk mencari tahu lebih mendalam tentang sekitarnya.

Diharapkan, guru di abad 21 ini dapat mengembangkan kemampuan berinovasi dalam pembelajaran sehingga membuat sekolah menjadi tempat yang menyenangkan untuk menimba ilmu dan pembelajaran menjadi lebih bermakna. Tantangan ini haruslah menjadi motivasi bagi guru baik di kota maupun di pelosok desa.

Baca juga:  Asyiknya Belajar IPS dengan Metode Karya Wisata

 

Oleh : Dewi Puspitasari, S.Pd.

Guru SDN Salangamer Kec. Sukolilo, Kab. Pati

iklan