Penerapan Model VAK Tingkatkan Hasil Belajar Tematik

SUTAMI, S.Pd.SD

Proses pembelajaran di SD Negeri 2 Kandangrejo sudah menggunakan berbagai model pembelajaran namun masih belum optimal pada proses pelaksanaannya dikarenakan media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran kurang konkret. Oleh karena itu peserta didik kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran yang mengakibatkan kesulitan dalam memahami dan mengingat materi yang diajarkan, terutama pada materi yang terlalu panjang dan harus dihafalkan karena kurangnya pengalaman langsung atau kegiatan fisik yang dilakukan peserta didik selama pembelajaran.

Model pembelajaran inovatif yang disesuaikan dengan karakter peserta didik dapat menunjang hasil belajar, sehingga mampu meningkatkan motivasi serta kreatifitas. Menurut Soekamto dkk., dalam kutipan buku (Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif, hlm.22) yang mengemukakan bahwa model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan berfungsi sebagai pedoman baik para perancang pembelajaran dan para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Salah satu inovasi pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru yaitu dengan menerapkan model pembelajaran Visualization, Auditory, Kinesthetic (VAK) Model pembelajaran visual, auditory, kinesthetic VAK merupakan model pembelajaran yang memaksimalkan ketiga modalitas belajar tersebut untuk membuat peserta didik belajar merasa nyaman. Menurut DePorter (2013:112) VAK merupakan tiga modalitas yang dimiliki oleh setiap manusia. Ketiga modalitas tersebut kemudian dikenal sebagai gaya belajar. Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Shoimin,2014:69). Prinsip Model pembelajaran beranggapan bahwa faktor penting yang mempengaruhi efektifnya pembelajaran dipengaruhi oleh tiga gaya belajar yang memaksimalkan indra manusia (Slameto,2003:42).

Baca juga:  Mengajar Calistung di kelas 1 SD yang mengasyikan

Media erat kaitanya dengan model pembelajaran VAK, menurut Criticos dalam (Daryanto, 2012: 4) media merupakan salah satu komponen komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Sedangkan menurut Gerlach dan Ely dalam (Sanjaya, 2012: 163) media itu meliputi orang, bahan, peralatan, atau kegiatan yang menciptakan kondisi yang memungkinkansiswa memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap. benda konkret digunakan sebagai sarana untuk memberikan kemudahan guru dalam menyampaikan materi pembelajaran.

Pembelajaran model VAK merupakan strategi pembelajaran yang menitik beratkan kemampuan indra manusia untuk memaksimalkan pembelajaran. Model pembelajaran ini merupakan model pembelajaran dengan gaya belajar multisensorik dimana guru tidak hanya mendorong peserta didik untuk menggunakan satu modalitas saja, namun mengombinasikan semua modalitas untuk memberikan kemampuan yang lebih besar dan menutupi kekurangan yang dimiliki masing-masing siswa. Model pembelajaran VAK adalah model pembelajaran yang memiliki visual (belajar melalui apa yang dilihat), auditorial (melakukan melalui apa yang didengar) dan kinesthetic (belajar lewat gerak dan sentuhan). Hal ini sesuai dengan taraf berfikir anak usia SD yang berfikir secara konkrit (nyata) yang harus melihat secara langsung dan melakukan secara langsung. Sehingga dapat menanamkan pengalaman belajar pada peserta didik sehinggga mendapatkan makna yang mendalam setelah pembelajaran berlangsung. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya (Sudjana, 2010:22).


Baca juga:  Belajar Asyik dengan Nuheto

Model pembelajaran VAK di SD Negeri 2 Kandangrejo VAK memiliki hubungan dengan hasil belajar peserta didik. Pembelajaran yang aktif menuntut keaktifan dalam segi Visual, Auditory dan Kinesthetic dalam pembelajaran tematik. Hal ini dapat menimbulkan minat belajar pada peserta didik sehingga lebih tertarik belajar dan tentunya setelah melakukan kegiatan pembelajaran maka hasil belajar peserta didik akan meningkat. Pemahaman dan kemampuan peserta didik dalam memahami pembelajaran yang disampaikan oleh guru juga merupakan hal yang sangat berpengaruh. Kemampuan peserta didik berfikir kritis menjadikan salah satu faktor penunjang keberhasilan dan capaian hasil belajar. dengan menggunakan model VAK (visual, auditory, kinesthetic) tuntutan pembelajaran tematik dengan menggunakan kurikulum 2013 yang telah direvisi dapat tercapai.

Baca juga:  “Mini Vlog Challenge” Sarana Pembelajaran Penerapan Nilai – Nilai Dasar Pancasila

Oleh

SUTAMI, S.Pd.SD

Guru Kelas SD Negeri 2 Kandangrejo

Kecamatan Klambu Kabupaten Grobogan