BMTM, Efektifkan Belajar Membaca Permulaan

Ni Putu Ayu Supartini, S.Pd.SD

BMTM merupakan singkatan dari Belajar Membaca Tanpa Mengeja. Metode membaca ini merupakan solusi bagi siswa kelas 1 sekolah dasar yang mengalami hambatan dalam membaca permulaan. Penerapan membaca dengan metode BMTM, akan memudahkan siswa untuk mampu membaca dalam waktu singkat.

Dalam Depdiknas (2006), kegiatan membaca di sekolah dasar dibagi menjadi dua tahapan. Pertama, belajar  membaca yang diberikan pada tahun-tahun awal sekolah dasar (kelas 1, 2 dan 3) yang dikenal dengan sebutan membaca permulaan. Kedua adalah membaca untuk pemahaman atau membaca lanjut yang perlu dikuasai oleh siswa di kelas atas (kelas 4, 5 dan 6).

Kemampuan membaca permulaan sering disebut membaca lugas atau membaca tingkat awal. Kegiatan dalam tingkat ini belum sampai pada pemahaman secara kompleks. Materi yang dibaca masih sangat sederhana, masih terdiri dari suku kata dan belum pada membaca kalimat panjang. Walaupun seperti itu, dalam penerapannya banyak sekali hambatan yang dihadapi dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan khususnya pada siswa kelas 1 SD Negeri 2 Baler Bale Agung pada awal tahun pelajaran. Hambatan tersebut ada yang berasal dari siswa itu sendiri dan ada juga yang merupakan faktor dari luar yang nantinya sangat menentukan keberhasilan seorang guru dalam meningkatkan keterampilan membaca permulaan, salah satunya adalah metode yang digunakan dalam pembelajaran.

Baca juga:  Penguatan Pendidikan Karakter Melalui LISA Pada Mapel PPKn

Metode BMTM merupakan solusi meningkatkan keterampilan membaca permulaan. Metode membaca ini pertama kali ditemukan oleh Intan Noviana. Dalam penerapannya, ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, siswa hanya dikenalkan pada suku kata, dimana istilah suku kata pun tidak disebutkan namun diganti dengan istilah nama (Noviana, 2013:4). Kedua, dalam metode ini dilarang mengenalkan huruf, karena hal tersebut dapat membebani siswa saat mereka menghafal semua huruf yang ada. Ketiga,siswa akan diajak membaca secara langsung dengan menggabungkan suku kata menjadi kata dan kalimat dengan cara bermain, menggambar dan melakukan kegiatan-kegiatan yang disukai oleh siswa.

iklan

Tahapan dalam BMTM dilakukan melalui beberapa tahap diantaranya: 1) Mempersiapkan kartu suku kata yang sudah dipersiapkan sebelumnya. 2) Mengenalkan tiap kartu suku kata tersebut kepada siswa dengan cara bermain agar siswa tidak merasa terbebani. Perlu diingat, mengenalkan suku kata kepada siswa bukan lagi dengan cara mengeja tetapi dengan menyebutkan nama dari suku kata tersebut. 3) Setelah mengenalkan tiap kartu suku kata, siswa akan diajak untuk membaca kata dan kalimat sederhana yang merupakan gabungan suku kata yang telah diberikan.

Baca juga:  Mengapa Guru Kurang Berminat Melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas?

            Suku kata yang dipergunakan saat awal BMTM diantaranya: a, ba, ca, da, ka,la,  ma, na, sa, ra, pa, ta, wa, ga, ha, ya, fa, nga, nya, va, za, yang selanjutnya huruf vokalnya diganti dengan vocal i, u, e dan o. Setelah kegiatan awal BMTM dilakukan, dilanjutkan ketahap pengenalan suku kata dengan penambahan satu konsonan, da-n, me-m, be-r, ku-s, ya-ng, wa-h, sa-l, ga-p, ra-f, sa-w, pa-k, ma-t, ka-v, ta-b, ma-g, ra-y, ta-j, ko-ny, kha, pro, sya, qu, tri, dwi dan kra.

            Kelebihan penerapan metode BMTM di SD Negeri 2 Baler Bale Agung adalah tidak adanya lagi tekanan pada siswa untuk mampu menghafal semua huruf sebelum membaca. Siswa mampu membaca tanpa mengeja dengan waktu yang relatif singkat. Dan yang terakhir, kegiatan membaca dengan metode ini terasa menyenangkan karena dilakukan dengan cara bermain. Oleh sebab itu metode Belajar Membaca Tanpa Mengeja (BMTM) merupakan solusi dalam mengatasi hambatan belajar membaca tahap permulaan.

Baca juga:  Layakkah Metode Menghafal dalam Pembelajaran ?

Oleh:

Ni Putu Ayu Supartini, S.Pd.SD

Guru SD Negeri 2 Baler Bale Agung

Kec Negara, Kab Jembrana

Bali

iklan