Pendidikan merupakan langkah utama dalam usaha untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sekolah sebagai salah satu lembaga pendidikan yang mempunyai peran menghantarkan peserta didik untuk mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Sedangkan guru merupakan salah satu faktor penentu kualitas pendidikan selain dari faktor peserta didik itu sendiri maupun faktor lingkungan. Pemberlakuan surat edaran nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari rumah dalam masa darurat covid-19, secara institusional telah diterima oleh seluruh sekolah, termasuk SDN Purwosari Kecamatan Baturraden. Namun dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kendala, khususnya pada siswa kelas IIB SD Negeri Purwosari dalam pelaksanaan pembelajaran tematik secara daring belum maksimal. Hal ini ditandai dengan kurangnya motivasi serta kedisiplinan peserta didik ketika mengerjakan dan mengumpulkan tugas dari guru.
Perubahan pola pembelajaran perlu dilakukan agar dapat memadukan pembelajaran tatap muka, daring dan luring. Salah satu desain pembelajaran yang mudah diterapkan adalah Blended Learning. Staker & Horn (2012) mendefinisikan blended learning sebagai pembelajaran yang mengkombinasikan antara pembelajaran online dengan pembelajaran konvensional (tatap muka). Pada pembelajaran model ini, peserta didik difasilitasi untuk dapat belajar dan mengulang materi secara mandiri untuk satu bagian sesi menggunakan bahan dan sumber belajar online dan satu bagian sesi lainnya dilakukan secara tatap muka di dalam ruangan kelas. Pada masa pandemi ini tentunya pembelajaran tatap muka yang dimaksud adalah pembelajaran daring dengan menggunakan Zoom Meeting atau Microsoft Teams atau dengan video call yang memungkinkan adanya komunikasi dua arah antara guru dan peserta didik.
Penggunaan model pembelajaran blended learning di kelas IIB dengan menerapkan platform asinkron dan sinkron. Platform asinkron dilakukan melalui Whatsapp Group untuk pemberian materi berupa video sebagai bahan pembelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik. Tentunya disertai dengan instruksi yang jelas sehingga tidak ada miskonsepsi terhadap pembelajaran mandiri yang dilaksanakan di rumah. Pada Platform sinkron, guru menggunakan zoom meeting sebagai tempat untuk mengatasi masalah atau pertanyaan yang timbul setelah peserta didik mempelajari video pembelajaran yang sudah diberikan sebelumnya. Pada pembelajaran ini, guru dan peserta didik terlibat dalam pembelajaran kolaboratif untuk bersama-sama membuat kesimpulan. Setelah zoom meeting selesai, peserta didik melakukan evaluasi melalui google form. Evaluasi yang diberikan bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik dalam pembelajaran dan menjadi refleksi bagi guru dalam upaya meningkatkan pembelajaran.
Blended learning dinilai lebih efektif dibandingkan dengan pembelajaran konvensional. Kelebihan blended learning yaitu proses pembelajaran menjadi lebih menarik dengan menggunakan 2 (dua) platform asinkron dan sinkron. Penyampaian bahan ajar dapat dilaksanakan kapan saja dan dimana saja melalui sistem jaringan internet. Peserta didik memiliki keleluasaan mempelajari bahan ajar secara mandiri. Selain itu efisiensi waktu ketika zoom meeting karena peserta didik sudah mempelajari terlebih dahulu materi yang diberikan.
Namun blended learning juga memliki kekurangan, antara lain guru perlu memiliki keterampilan IT dan perlu menyiapkan bahan ajar, penilaian serta bahan dikusi yang akan disampaikan kepada peserta didik dalam pembelajaran tatap muka melalui zoom meeting ataupun google classroom. Walaupun dengan kekurangan tersebut, penerapan blended learning sangat mungkin untuk dilaksanakan seiring dengan berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi. Dan tentunya yang paling utama adalah adanya kemauan keras dari para guru untuk mengembangkan diri guna meningkatkan hasil belajar peserta didiknya. Blended learning bukanlah satu-satunya alternatif dalam mengatasi masalah pembelajaran. Namun, di tengah pesatnya arus informasi dan komunikasi, menjadikan blended learning sebagai solusi esensial masa pandemi.
Diah Indriyati, S.Pd.SD
SD Negeri Purwosari, Baturraden