24.1 C
Semarang
Jumat, 15 Agustus 2025

Pembelajaran Teks Drama di Masa Pandemi

Pendidikan merupakan kunci utama majunya suatu bangsa, walaupun di masa pandemi Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) harus terlaksana. Guru harus sigap menyikapi setiap perubahan dalam pendidikan.

            Pembelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII semester 2, terdapat Kompetensi Dasar (KD): 4.16      Menyajikan drama dalam bentuk pentas atau naskah, dengan indikator: Menulis teks drama. Kegiatan Belajar Mengajar dengan berlandaskan Kurikulum 13 (Kurtilas) dan menggunakan sumber buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan Kemendikbud. Setelah adanya pandemi Kemendikbud menerbitkan silabus dengan materi esensial. Sebelum adanya pandemi KBM Drama menyuguhkan praktik drama dengan bermain peran. Kegiatan Belajar Mengajar setelah pandemi, peserta didik hanya dituntut menulis naskah drama dengan benar. Memang jika memperhatikan aspek kompetensi drama di sekolah, ada dua aspek yaitu menulis dan mementaskan naskah drama. Kemampuan menulis dan mementaskan naskah drama termasuk pada kompetensi ekspresi sastra. Ekspresi  merupakan pengalaman bersastra yang akan mampu menyentuhkan siswa pada berbagai aspek kehidupan.

            Menurut ahli bahwa drama merupakan  ragam satra dalam bentuk dialog yang dimaksudkan untuk dipertujukkan di atas pentas (Zaidan, 2000). Sedangkan Remy Sylado,  berpendapat bahwa ketika kita akan menulis drama, ada empat hal yang diperhatikan, yaitu (1) isi dramatik, (2) bahasa dramatik, (3) bentuk dramatik, dan (4) struktur dramatik.

Baca juga:  Tingkatkan Kompetensi Guru dengan “IN HOUSE TRAINNING”

            Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Drama, pada MTs Negeri 1 Purworejo langkah awal bagaimana menarik minat siswa untuk tergerak menulis drama. Strategi yang pertama guru menyampaikan unsur drama yang terdiri dari prolog, monolog, dialog, dan epilog. Guru menentukan bahwa drama yang ditulis hanya terdiri dari satu babak. Guru menjelaskan tentang unsur drama; 1)prolog merupakan pembuka dalam drama yang menginformasikan tentang situasi dan kondisi, juga bisa tentang latar drama, 2) monolog merupakan percakapan seorang diri, 3) dialog merupakan percakapan antar tokoh, 4) epilog merupakan penutup yang menginformasikan drama sudah selesai atau bersambung, sekaligus bisa menyampaikan amanat yang terkandung dalam drama. Untuk memudahkan peserta didik menulis drama, maka guru memberi tema yang mudah dipahami atau sesuatu hal yang dialami oleh peserta didik. Guru memberikan tema tentang Pandemi Corona-19.

            Pada proses pembelajaran, guru berusaha menumbuhkan imajinasi peserta didik dengan menyampaikan fakta-fakta, kejadian-kejadian yang dialami pada masa pandemi. Masa pandemi yang menyebabkan ekonomi terpuruk, tradisi Idul Fitri yang terbengkalai, adanya pembelajaran on line, adanya PPKM, dan sebagainya, yang kemungkinan salah satunya dialami oleh peserta didik. Dari paparan guru yang berusaha membangun imajinasi tersebut guru mengajak peserta didik untuk menemukan sesuatu yang dialami. Setelah peserta didik menemukan sesuatu yang dialami (discovery learning), maka harapan guru akan lebih mudah dalam menuangkan ide atau gagasan yang ada dalam pikiran.

Baca juga:  Lesson Study Tingkatkan Profesionalitas Guru Pada Pembelajaran Matematika

            Peserta didik menulis naskah drama sesuai dengan ketentuan yang dijelaskan oleh guru, drama yang ditulis satu babak dengan memperhatikan unsur drama, tema tetang pandemi corona-19. Hasil yang diperoleh hampir 90% memuaskan, peserta didik menulis sesuai dengan apa yang dialami dalam keseharian, mereka menulis drama tentang keluarga di tengah pandemi, obrolan pandemi bersama teman-teman, obrolan pandemi di lingkungan tempat belanja, obrolan pandemi dengan teman sekolah, dan sebagainya. Dari hasil teks naskah drama guru dapat menyimpulkan bahwa naskah drama yang ditulis peserta didik komunikatif dan original.*

 

Oleh:

Dra. Kris Dwi Ningsih, M.Pd.

Guru Bahasa Indonesia MTs N 1 Purworejo


TERKINI

Rekomendasi

Lainnya