Tak Ingin Ada Klaster PTM, Gibran Perintahkan Swab Acak di Sekolah

UKUR SUHU : Siswa diukur suhu tubuhnya sebelum masuk ke ruang kelas untuk mengikuti PTM. Foto : Putri Wijayanti/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SOLO – Walikota Solo, Gibran Rakabuming memerintahkan Dinas Kesehatan Kota (DKK) untuk melakukan tes swab antigen secara acak di sekolah-sekolah yang telah menggelar pembelajaran tatap muka (PTM).

Hal tersebut dilakukan untuk mengantisipasi munculnya klaster sekolah yang telah terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Tengah (Jateng).

“Sudah saya perintahkan bu kepala DKK untuk melaksanakan random testing di sekolah-sekolah,” ujarnya.

Jika memang ditemukan adanya warga sekolah yang positif dari hasil random testing tersebut, baik siswa maupun guru, Gibran menegaskan PTM di sekolah yang bersangkutan akan langsung dihentikan.


“Tapi PTM di satu sekolah itu saja lho ya, yang ditemukan adanya yang positif bukan PTM di sekolah lain,” tandasnya.

Baca juga:  Toko Ritel Rasakan Penurunan Penjualan Dampak PPKM

Namun putra Presiden Joko Widodo (Jokowi) itu optimistis jika selama sekolah menjalankan prosedur dan protokol kesehatan (prokes) dengan benar, tidak akan ada temuan klaster sekolah di Kota Solo.

“Sejauh ini dari pantauan yang kami lakukan kepatuhan prokes di sekolah selama PTM sudah baik. Guru, siswa dan orang tua juga semuanya patuh menjalankan prokes. Wajib pakai masker kalau perlu dobel selama di sekolah, semua juga diukur suhu, wajib cuci tangan dulu sebelum masuk kelas. Semuanya sudah bagus,” jelasnya.

Sementara itu, random swab antigen sudah dilakukan DKK Kota Solo di SMKN 2 Solo, Rabu (22/9). Dari sekitar 170-an warga sekolah yang dites, semua menunjukkan hasil negatif.

Baca juga:  Atasi Kekeringan, Solopeduli Hibahkan Bantuan Sumur Untuk Warga Boyolali

“Siswanya ada 149 anak, kemudian gurunya sekitar 20-an orang. Dari awal kita sediakan 200 alat untuk tes swab di sana,” papar Kepala DKK Solo, Siti Wahyuningsih.

Ia menambahkan, tes swab antigen secara acak tersebut memang sesuai dengan instruksi yang diberikan Walikota Solo. Dimana tes dilakukan benar-benar random dan terhadap seluruh orang yang ada di sekolah tersebut.

“Pertimbangan sekolah yang dipilih? Ya tidak ada. Karena kan sifatnya acak dan sampling. Kapan dan dimana juga acak. Tidak harus sekolahnya siswanya banyak atau yang bagaimana, karena memang tes ini kan sifatnya random,” ujarnya. (jay/rit)