Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) sampai saat ini masih menjadi pilihan utama dalam dunia pendidikan di Indonesia. Kegiatan PJJ sendiri cukup memberatkan berbagai pihak seperti guru, siswa, dan orang tua. Salah satu permasalahan yang terjadi pada siswa kelas 9 di SMP Negeri 1 Selogiri adalah cukup banyaknya siswa yang kurang berpartisipasi pada kegiatan PJJ. Partisipasi siswa seharusnya meliputi kehadiran siswa saat pembelajaran daring dan keaktifan dalam mengerjakan tugas.
Terlepas dari kemungkinan siswa memiliki fasilitas yang memadai untuk daring atau tidak, ada hal lain yang juga mempengaruhi kehadiran siswa yaitu tentang kemauan mengikuti pembelajaran daring tersebut. Kebanyakan siswa saat ini telah memiliki fasilitas yang memadai untuk PJJ, tetapi belum tentu semua siswa memiliki semangat yang sama untuk mengikuti PJJ.
Berbagai faktor yang mempengaruhi, diantaranya; pertama adalah kebosanan anak, sehingga menyebabkan anak tidak mau mengikuti PJJ dan cenderung berbohong kepada orang tuanya. Kedua, faktor kurang perhatian dan pendampingan orang tua. Biasanya orang tua hanya percaya kepada anaknya tentang kehadiran dan pengumpulan tugasnya tanpa cek dengan sebenarnya, tanpa pendampingan saat pembelajaran berlangsung maupun saat pengerjaan dan pengiriman tugasnya. Faktor yang ketiga, orang tua yang tidak mampu mengendalikan kegiatan anaknya selama di rumah. Bisa jadi karena orang tua yang merantau jauh dari anaknya, anak hanya dititipkan kepada kakek neneknya. Bisa jadi juga orang tua mendampingi anak di rumah tetapi tidak mampu bagaimana mengendalikan anaknya yang tidak disiplin PJJ. Faktor keempat, sebagian besar siswa yang tidak aktif dalam PJJ adalah siswa yang orang tuanya kurang memiliki akses informasi yang valid tentang anaknya, kurang adanya informasi dari sekolah tentang perkembangan anak. Hal ini berkaitan dengan komunikasi antara orang tua dan guru.
Mengatasi berbagai masalah yang timbul dari beberapa faktor di atas maka Guru BK memberikan solusi berupa SALABIM, yaitu Sapa, Laporkan dan Bimbing. Sapa, artinya Guru menyapa siswa dan orang tua siswa. Sebagian besar sudah cukup dengan melalui Whats App (WA) saja. Bila dengan WA atau telpon tidak bisa tersambung maka Guru datang ke rumah orang tua siswa atau Home Visite. Laporkan, artinya Guru melaporkan hasil perkembangan siswa selama mengkuti PJJ. Baik tentang kedisiplinan kehadiran, kedisiplinan tugas, maupun perilaku saat dihubungi guru, berkomunikasi dengan guru dan teman-temannya. Bimbing, artinya Guru BK melakukan pembimbingan secara khusus kepada siswa tersebut untuk memperbaiki dirinya. Bagi siswa yang teralu banyak tagihan tugas yang belum dikerjakan, maka siswa akan diberikan fasilitas khusus datang ke sekolah agar mengerjakan di sekolah. Hal ini agar siswa lebih fokus dalam pengerjaan bila dibanding dengan di rumah. Bimbingan berikutnya juga dilakukan kepada orang tua siswa yang merasa kesulitan dengan pendampingan dan pengendalian siswa. Maka orang tua diajak berdiskusi mencari jalan terbaik untuk pengawasan dan pendampingan anak selanjutnya.
Kegiatan SALABIM ini diberlakukan kepada 81 siswa yang tersebar dari berbagai kelas dari 9A sampai 9H diawal semester 1. Efektifitas kegiatan SALABIM ini mencapai 92% dalam meningkatkan partisipasi siswa untuk mengikuti PJJ. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa SALABIM dapat digunakan untuk meningkatkan partisipasi siswa mengikuti PJJ kelas 9 SMP Negeri 1 Selogiri.
Oleh:
SETYANINGSIH, S. Psi
Guru BK SMP NEGERI 1 SELOGIRI, Wonogiri