Presdir Charoen Pokphand Indonesia Ciptakan Ketahanan Pangan Unggas

Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia Tjiu Thomas Effendy (kanan) menerima piagam promosi dari Rektor Undip Yos Johan Utama (kiri) pada penganugerahan gelar doktor kehormatan (honoris causa) bidang ilmu sosial ekonomi peternakan, di Semarang, Kamis (23/11). FOTO : PRAST WD/JATENGPOS.CO.ID

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Undip Semarang memberikan gelar kehormatan doktor honoris causa (HC) bidang ilmu sosial ekonomi kepada Presiden Direktur PT Charoen Pokphand Indonesia, Tjiu Thomas Effendy, Kamis (23/11), di Aula Prof. Sudarto Undip Tembalang.

Rektor Undip Prof. Yos Johan Utama menyampaikan, gelar yang disematkan telah melalui serangkaian proses ketat. Bahkan telah diuji oleh Senat Akademik Undip yang beranggotakan sebanyak 71 orang, dan hampir separuhnya adalah guru besar.

“Beliau secara keilmuannya di bidang peternakan menciptakan inovasi ketahanan pangan sektor unggas. Yang diterapkan pada industri pakan ternak dan pengolahan daging ayam dengan pola sistem kemitraan usaha peternakan ayam,” katanya, disela penyematan.

Inovasi di bidang peternakan itu pun sudah dituangkannya dalam semacam karya ilmiah yang diuji oleh tim dari Fakultas Peternakan dan Pertanian (FPP) Undip yang berkompetensi di bidangnya.


Baca juga:  Undip Semarang Pastikan Data Mahasiswanya Aman dari Kebocoran

Penilaian juga dilakukan secara attitude atau perilaku sikap, dimana termasuk salah satunya tidak pernah terkait pada tindakan terpuji atau melanggar hukum.

“Kami harap, hasil inovasinya terus bisa bermanfaat dalam menjaga ketahanan pangan di bidang unggas. Sehingga gelar doktor HC itu mampu mengharumkan nama almamater Undip juga,” katanya.

Sementara, Presdir PT CPI Tjiu Thomas Effendy memaparkan, inovasi ketahanan pangan pola kemitraan usaha peternakan ayam dilatarbelakangi akibat krisis ekonomi Indonesia pada 1997-1998. Dimana sektor usaha peternakan ayam nasional jatuh dan tak ada daya saing dengan negara tetangga.

“Saya berpikir bagaimana cara peternak ayam tidak rugi besar dan dapat untung. Kami ciptakan pola kemitraan dimana semua sarana produksi ternak kami sediakan, kami lakukan kesepakatan dengan plasma (mitra) terkait kebutuhan termasuk harga jual saat panen,” terangnya.

Baca juga:  DPU Jateng Kerahkan Tim Pemantau Jalan Rusak Akibat Longsor dan Banjir

Selian itu, dia juga menggagas berbagai program, seperti Program Bedah Kandang Peternak, membangun Teaching Farm di beberapa universitas, serta inovasi ternak ayam kandang tertutup.

“Saat ini kebanyakan peternak dengan kandang terbuka, kami ciptakan kandang tertutup dimana peternak tidak memerlukan lahan tidak terlalu luas, hasil produksi kualitas lebih baik, tenaga kerja sedikit, dan ayam relatif aman terpapar resiko penyakit patogenik seperti flu burung,” pungkasnya. (aam/gus/mar)