RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Layani Terapi Pemecah Batu Ginjal

TERAPI MEDIS : Peralatan medis terapi pemecah batu ginjal yang dimiliki RSUD Soehadi Prijonegoro, Sragen. Foto: ARI SUSANTO / JATENG POS

JATENGPOS.CO.ID, SRAGEN – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soehadi Prijonegoro Kabupaten Sragen terus memberi pelayanan terbaik untuk kesehatan pasien. Peningkatan terus dilakukan, mulai dari peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) hingga mewujudkan metode dan layanan kesehatan yang mutakhir.

Salah satunya layanan kesehatan yang dimiliki RSSP yakni Extracorporeal shock wave lithotripsy (ESWL). Metode ini adalah tindakan untuk menghancurkan atau memecahkan batu ginjal dengan menggunakan gelombang kejut (shock wave) oleh alat di luar tubuh pasien (extracorporeal).

Penanganan medis dengan sistem ESWL kini dapat dilakukan di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dengan dibantu dokter spesialis urologi dr. R. Djoyo M. Boetoro, Sp.U dan dr. Bagus Gilang Samudra, Sp. U.

Dokter spesialis urologi dr. Bagus Gilang Samudra, Sp. U menjelaskan, bahwa Proses ESWL ini dilakukan tanpa melalui proses pembedahan. Sehingga tidak ada alat yang dimasukkan kedalam tubuh. “Namun batu ginjal akan pecah menjadi pecahan yang kecil, sehingga dapat keluar sendiri Bersama air kencing,” tutur dr.Bagus Gilang.


Menurut dr.Bagus Gilang, di RSUD Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen, mampu melakukan tindakan ESWL pada masyarakat penderita batu ginjal, dengan jumlah berkisar 3 hingga 6 pasien setiap minggunya. Dia menjelaskan kelebihan ESWL yang menjadikan salah satu pilihan utama untuk penanganan batu ginjal sangat banyak.

Baca juga:  Kunjungi Lampion Pasar Gede, Henry Indraguna Sebut Toleransi di Solo Patut Dicontoh

Dikatakan dr. Bagus, dengan ESWL, tidak ada luka pembedahan dan tidak ada alat yang dimasukkan ke dalam tubuh, sehingga proses pengobatan tidak menyakitkan.

“Selain itu, tidak butuh waktu lama hanya rata-rata 30-60 menit dalam prosesnya.  Hanya nyeri ringan dan tidak memerlukan pembiusan. Namun pasien yang khawatir dapat diberikan obat penguran rasa nyeri selama tindakan,” terangnya.

Selama pengobatan, ucap dr. Bagus, pasien cukup rawat jalan dalam penanganan medis batu ginjal dengan ESWL. Untuk Rawat inap hanya pada kasus-kasus tertentu. Dalam proses ESWL, bila terdapat sisa batu yang belum pecah, dapat dilakukan tindakan ulang tanpa kesulitan.

“Pemulihan lebih cepat dan pasien dapat langsung beraktivitas setelah tindakan serta aman dilakukan semua usia,”jelasnya.
Lantas ESWL dilakukan apabila pasien mempunyai batu ginjal dengan ukuran kurang dari 2 cm.

Pasien kadang kurang menyadari tanda-tanda batu ginjal ditubuhnya. Namun kondisi tersebut dapat diindikasikan dalam sejumlah masalah kesehatan.

Seperti nyeri pinggang sisi samping atau belakang di bawah tulang rusuk. Kemudian ada perubahan warna pada urin akibat adanya darah atau nanah. Urine menjadi kemerahan atau kecoklatan karena adanya darah atau nanah, urine berbau tidak sedap.

Tanda batu ginjal yang lain yakni nyeri saat buang air kecil, bahkan sampai tidak bisa buang air kecil. Kondisi ini terjadi ketika batu melewati saluran kencing, sehingga batu menghambat air kencing. Selain itu, dapat disertai infeksi saluran kencing.

Baca juga:  Ramadhan, Kapolres Salatiga Ingatkan Waspadai Uang Palsu

Tanda yang patut diwaspadai lainnya yakni mual dan muntah. Saluran kencing dan system pencernaan memiliki persarafan yang sama sehingga gangguan di saluran kencing dapat menyebabkan mual dan muntah. Dalam kondisi tertentu terjadi demam, apabila batu saluran kencing menyebabkan infeksi.

Kemudian dr. Bagus menjelaskan dalam menjalani Prosedur terapi  ESWL pasien perlu berkonsultasi dan mendapatkan rekomendasi dari dokter spesialis urologi. Selanjutnya Dokter spesialis Urologi akan menentukan pemeriksaan yang akan dijalani seperti pemeriksaan radiologi, Ultra Sono Grafi (USG), dan laboratorium.

Posisi pasien disesuaikan dengan lokasi batu ginjal. Setelah ditentukan lokasinya dengan x-ray dan atau ultrasound batu dihancurkan dengan gelombang kejut yang difokuskan kearah batu. Tembakan ditentukan oleh dokter ahli urologi. Selanjutnya evaluasi pemecahan dapat diketahui langsung baik dengan x-ray dan atau USG.

Pihaknya menjelaskan tingkatan keberhasilan ESWL dalam menghancurkan batu ginjal sangat baik bila dilakukan pada pasien dengan kondisi yang tepat. Yakni  ukuran batu antara 5  20 mm dengan gejala yang mengganggu, Lokasi batu perlu dipastikan berada di ginjal atau ureter.

Baca juga:  Baznas Salurkan Bantuan ke 1.335 Guru Ngaji di Boyolali

”ESWL efektif untuk menghancurkan batu ginjal. Batu di ureter lebih sulit dihancurkan dengan ESWL karena gerakan peristaltk ureter menyebabkan posisi batu berubah, sehingga gelombang kejut lebih sulit difokuskan ke arah batu, terangnya.

Sebelum menjalani terapi ESWL maka perlu menjalani Pemeriksaan laboratorium meliputi darah rutin, faktor pembekuan darah, fungsi ginjal. Selanjutnya pemeriksaan rontgen (X-ray) dan USG untuk menentukan lokasi dan ukuran batu. Namun pasien tidak perlu puasa sebelum menjalani terapi.

Dia memastikan ESWL sangat aman. Pasien dapat langsung pulang setelah ESWL kecuali dianjurkan dokter karena kondisi pasien yang memerlukan observasi. Dapat beraktivitas normal setelah 24 jam pasca terapi. ESWL juga dapat dilakukan kapan saja setelah semua pemeriksaan selesai dan pasien memenuhi kriteria.

Untuk efek samping teradang ada sedikit yang dialami pasien. Seperti Kencing darah, biasanya hilang dalam 1-2 hari pasca terapi. Kemudian nyeri, terutama akibat pecahan batu yang turun bersama air kencing dan infeksi akibat adanya bakteri yang bersarang pada batu  serta sumbatan saluran kemih karena pecahan batu.

Meski Demikian, ESWL tidak selalu boleh dilakukan pada pasien. Semisal  pasien yang tengah hamil, hipertensi tidak terkontrol, Ginjal tidak berfungsi, adanya infeksi aktif, Gangguan pembekuan darah serta sumbatan saluran kemih. (ars/bis/rit)