Cap Go Meh di Vihara Gunung Kalong, Doakan Pilgub Jateng Berjalan Lancar

Suhu The Tjoe Thwan memimpin sembahyang pada malam Cap Go Meh di ruang pemujaan Vihara Gunung Kalong Ungaran. FOTO:ABDUL MUIZ/JATENGPOS

JATENGPOS.CO.ID. UNGARAN-  Tradisi Cap Go Meh merupakan perayaan penutup dari rangkaian perayaan Tahun Baru Imlek. Diadakan dengan ditandai doa dengan menggelar sembahyang di penghujung malam pada pukul 24.00, atau tepat memasuki hari ke-15 bulan 1 Tahun Imlek 2569.

Seperti kegiatan sembahyang malam yang digelar di Vihara Sri Kukusredjo Gunung Kalong, Ungaran, Kabupaten Semarang pada Jumat (2/3) dini hari, diikuti para umat dan masyarakat dari berbagai kota dan daerah. Kegiatan digelar sebagai wujud rasa syukur kepada Tuhan agar dimudahkan dalam menjalani tahun Imlek 2569 selama setahun ini.

“Cap Go Meh kita gelar sederhana dengan sembahyang dan berdoa bersama di ruang pemujaan. Setelah sembahyang kita makan bersama dengan menu khas lontong opor dan minuman yang manis. Kita banyak berdoa untuk masyarakat luas, khususnya di Jawa Tengah yang akan mengikuti kegiatan politik, Pemilihan Gubernur (Pilgub) dalam waktu dekat ini,” ujar Suhu The Tjoe Thwan kepada Jateng Pos, kemarin.

Baca juga:  Vihara Gunung Kalong Ungaran Gelar Ciswak Jelang Imlek 2569

Disebutkan, doa bersama yang dimohonkan saat sembahyang malam Cap Go Meh diantaranya ditekankan pada permohonan agar pelaksanaan Pilgub Jawa Tengah dapat berjalan lancar tanpa ada insiden apa pun. Sebagaimana doa yang dipanjatkan pada setiap kegiatan keagamaan oleh pemuka agama lain.


“Masyarakat kita (Jawa Tengah, red) sangat toleran dengan sesama umat yang lain. Kondisi itu selalu terjaga maka kami memohon pada Tuhan  agar suasana tersebut dapat terus terjaga saat Pilgub mendatang, kita berharap Pilgub berjalan lancar dan aman,” tandasnya.

Dijelaskan Suhu Thwan, tradisi Cap Go Meh memiliki arti tersendiri karena ada makna kesempurnaan karena diadakan bertepatan tanggal 15 di mana bulan purnama sedang bulat-bulatnya. Seperti bundaran yang sempurna dan tidak ada ujungnya, maka diharapkan segala permohonan pada malam itu dapat mudah terkabulkan.

Baca juga:  Pembayaran Klaim Nasabah BPR MAN

“Cap Go Meh memiliki banyak keistimewaan. Jika diartikan secara harafiah bermakna 15 hari atau malam setelah Tahun Baru Imlek. Dan, apabila dipenggal per kata, kata ‘cap’ memiliki arti 10, sedangkan ‘go’ berarti 5, dan ‘meh’ artinya malam. Malam yang istimewa untuk kita memberi penghormatan kepada para Dewa-Dewi dan istimewa untuk kita berdoa pada Tuhan,” jelasnya.

Kegiatan sembahyang Cap Go Meh di vihara Gunung Kalong ini sekaligus mengakhiri serangkaian ritual yang diadakan berkaitan dengan menyambut tahun Baru Imlek. Mulai dari ritual bersih-bersih rupang sebelum Imlek, sembahyang pada malam pergantian tahun baru Imlek, dan sembahyang King Thi Kong pada hari ke-9 di awal bulan Imlek. (biz/muz)

Baca juga:  Tenaga Keesehatan di Kudus Terpapar COVID-19 Bertambah 10 orang