Berusia 58 Tahun, Golkar jadi Partai Paling Terbuka

Imam Teguh Purnomo SE Akt Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Prov. Jawa Tengah. Foto : Akhmad Taufik/Jateng Pos

JATENGPOS.CO.ID, SEMARANG – Lima Puluh Delapan Tahun bukanlah waktu yang singkat, itu perjalanan yang panjang. Tanggal 20 Oktober 2022 nanti, Partai Golkar genap berusia 58 tahun. Itu menjadikan Golkar menjadi partai paling senior di negara ini, Golkar bukanlah anak kemarin sore.

Golkar memiliki pengalaman memimpin negeri ini selama puluhan tahun. Kala itu dibawah kendali Presiden Soeharto meski tak luput dari kontroversi. Namun nyatanya Golkar pernah berjaya, hingga saat ini suara Golkar pun terus menyala. Tak pernah berada di klasemen terbawah.

Seperti yang digambarkan oleh Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jateng, Imam Teguh Purnomo SE Akt bahwa perjalanan panjang Golkar berhasil melahirkan kader-kader yang luar biasa, sehingga banyak orang-orang hebat lahir dari Golkar. Golkar banyak melahirkan tokoh politik berpengaruh dinegeri ini. Golkar tak pernah kekurangan stok soal urusan kader hebat. Katanya, Golkar adalah partai yang terbuka, Partai yang tidak memiliki tuan, yang artinya siapa saja boleh menjadi Ketua Umum asalkan disetujui oleh para kader melalui mekanisme Musda.

Baca juga:  Belum 17 Tahun, Boleh Rekam KTP el

“Usia 58 tahun, paling senior. Banyak tokoh politik berpengaruh lahir dari Golkar. Menjadi partai yang paling terbuka, karena kami tidak memiliki tuan. Tidak ada namanya dinasti politik. Ketua Umum dipilih oleh para kader, ketika mencalonkan seorang Capres misalnya, aspirasinya juga dari kader. Golkar senantiasa memberikan ruang untuk para kadernya,” ungkap pria asal Purworejo tersebut di Kantor DPD Golkar Jateng pada Selasa (11/10).

iklan

Golkar terbilang selalu sukses disetiap pemilu, 2019 misalnya. Golkar mendapatkan 18 kursi di DPR, kemudian di DPRD Provinsi Jateng ada 19 kursi dan dimasing-masing kabupaten/Kota seluruhnya ada 250 kursi. Imam sapaan akrabnya pada 2024 nanti yakin Golkar juga akan sukses.

Imam bergabung dengan Golkar sejak tahun 2004 namun barulah tahun 2009 ia menjadi Caleg dari Golkar, ia mendapat kesempatan menjadi anggota dewan di Kabupaten Purworejo selama 2 periode. Kemudia tahun 2019 ia maju ke provinsi dan sekarang ia Ketua Fraksi Partai Golkar DPRD Provinsi Jateng. Ia sendiri sangat paham betul seluk beluk Golkar. Bahkan pada tahun 1998 ia menjadi salah satu mahasiswa yang getol menyuarakan pembubaran Golkar bersama Anies Baswedan, Anas Urbaningrum, dan kawan lainnya. Tak jarang ia menjadi orator dan korlap dalam setiap aksinya hingga dia lulus dari Universitas Gajah Mada jurusan Akuntansi.

Baca juga:  Ferry Wawan Sampaikan Peran Penting Pemuda sebagai Aset Bangsa

“Dulu sering demo, salah satunya menyuarakan supaya Golkar dibubarkan tapi justru sekarang jadi kader Golkar,” imbuhnya.

Tahun 1998, ia pernah ditawari oleh Amien Rais kala itu masih Ketua MPR. Untuk menjadi anggota DPR, akan tetapi ia tolak lantaran terganjal restu orang tua selain posisinya kala itu ia belum lulus kuliah. Setelah lulus kuliah sekitar tahun 2000an, sebagai lulusan dari UGM tentu memiliki prestise tersendiri.

Kesempatan menjadi PNS di beberapa lembaga pernah ia lewatkan semisal Kementrian Keuangan, Kementrian Pertanian dan Perhutani. Ia lebih memilih untuk menjalankan sebuah bisnis. Tahun 2004/2005 Ia berbisnis kayu, terbilang sukses. Kemudian tahun 2006 ia merambah bisnis kontruksi hingga saat ini, namun karena kesibukannya sebagai anggota dewan bisnisnya pun dipegang sang istri.

Baca juga:  PPP Ajak Djan Faridz Gabung Pasca Putusan MA

Pada tahun 2000- an, setelah lulus kuliah ia kembali ke kampung halaman. Sambil menjalankan bisnis ia terus berpikir bagaimana caranya berkontribusi untuk negara ini. Akhirnya dunia politik menjadi jawaban dan Golkar menjadi pilihan. Lalu kenapa Golkar? menurutnya Golkar adalah partai yang terbuka, Partai yang mampu menampung aspirasinya. Partai yang paling berpengalaman.

“Hampir saja jadi PNS, namun kesempatan itu saya tolak. Lebih minat bisnis. saya punya banyak ide dan gagasan untuk negara ini, terus bertanya bagaimana caranya. Akhirnya dunia politik menjadi jalan saya dan Golkar menjadi rumah saya,” paparnya.

Ketika ditanya apa yang menjadi fokus Fraksi Partai Golkar DPRD Prov. Jateng selama ini, ia menjelaskan bahwa pasca pandemi ini kondisi ekonomi terbilang turun drastis. Banyak UMKM terdampak, banyak PHK masal, banyak usaha gulung tikar. Tentunya Golkar berkomitmen untuk program-program pemulihan, menyuarakan program pengentasan kemiskinan dan penguatan UMKM.

“Kami fokus pada program penguatan UMKM, kami juga support program-program Ketua Umum Bapak Airlangga Hartarto sebagai Menko Perekonomian,” pungkasnya.(akh/biz)

iklan