JATENGPOS.CO.ID, DEMAK – Tidak banyak yang tahu, jika guru Joko Kendil, Kyai Yashadi Abdillah Yasin (Syeh Hadi Guntur), sosok ulama yang rajin sedekah. Setiap Idul Qurban, menyembelih 10 ekor kerbau. Setiap Idul Fitri, zakatnya untuk orang satu desa.
Itulah kedermawanan Guru Joko Kendil, Kyai Yashadi Abdilah Yasin, yang juga mengasuh Ponpes Kumul Quran, di Desa Sidoharjo, kecematan Guntur, kabupaten Demak. Padahal orangnya sendiri hidup sederhana. Rumahnya apa adanya. Tetapi sedekahnya luar biasa.
Nandib, pengurus pondok yang juga kepercayaan Kyai Yashadi mengatakan, meski memilih hidup sederhana, guru Joko Kendil yang berjenggot panjang itu sebetulnya hatinya kaya. Sebab orang kaya sesungguhnya bukan yang banyak hartanya. Tetapi yang banyak memberi untuk orang lain.
“Beliau selalu mengajarkan kepada para santri, banyak-banyaklah berbagi, sebab harta sesungguhnya ya yang kita sedekahkan untuk orang lain,”katanya, kepada Jateng Pos yang datang ke pondok Kumul Quran, Jumat (14 Oktober 2022).
Maka, tidak heran jika saban tahun, khususnya hari Raya Qurban, Kyai Yashadi menyembelih 10 ekor kerbau. Dagingnya dibagi-bagi untuk tetangga desa sampai dua kelurahan.
“Pikiran saya sampai ga nyandak. Beliau sendiri hidup sederhana, tetapi qurbanya banyak sekali,”kata Nandib lagi.
Tidak hanya itu. Saban hari raya Idul Fitri, zakat berasnya disebar kepada warga satu desa. Bayangkan. Berapa ribu paket beras yang disalurkan.
“Saya juga tidak tahu, uangnya dari mana beras sebanyak itu. Tetapi setiap tahun selalu ada untuk berbagi,”imbuhnya.
Kebiasaan lainya lebih hebat lagi. Menurut Nandib, setiap bulan Ramadhan, selama satu bulan penuh juga menyiapkan makan berbuka gratis untuk seluruh jamaah masjid Agung Demak. Selama satu bulan, para santri diminta memasak untuk dikirim ke masjid Agung Demak.
“Jumlannya per hari ribuan porsi nasi berbuka. Kata Pak Yai, bulan Ramadhan saatnya banyak beramal, karena memberi makan orang berpuasa dapat pahala sama dengan yang berbuasa,”jelas santri senior, yang mondok kepada Kyai Yashadi sejak kecil ini.
Sifat murah hati dan suka memberi inilah yang selalu diajarkan Kyai Yashadi kepada para santri, termasik Koko Kendil. Siapapun yang mengaji dengan Kyai Yashadi akan meneladani yang beliau amalkan.
Selain itu, seluruh santrinya yang mondok di Kumul Quran juga digratiskan. Tidak ada yang membayar. Padahal saban hari harus makan tiga kali. Ada ratusan santri yang mondok di asrama. Ada ribuan yang nyatri kalong (datang dan pergi) seoerti musyafir Joko Kendil.
Banyak orang datang ke pondoknya untuk nebeng hidup. Mereka nyantri sekaligus ikut makan. Bahkan ada yang sampai tua dan meninggal di pondok. Semuanya diopeni dengan baik.
Kedermawanan lainya, Kyai Yashadi pernah membangun jalan desa menuju pondoknya dengan dana sensiri. Tidak melibatkan orang lain. Saat jalan desa masih tanah, dibangun dengan batu dan akhirnya dengan cor semen. Tenaganya mengerahkan para santrinya dibantu orang kampung.
“Pak Yai sendiri ikut terjun membangun jalan bersama para santri,”imbuh Nandib.
Amal-amal mulia lainya, dalam beribadah Kyai Yashadi diluar batas kemampuan orang biasa. Sholat sunnahnya, sering seholat malam sejak habis isya hingga menjelang subuh. Terutama kalau bulan puasa.
“Beliau juga rajin puasa sunnah setiap hari, dari kecil hingga sekarang gak pernah berhenti,”kata Nandib.
Lewat Jalan Sawah
Asal tahu, untuk menuju pondok guru Joko Kendil Ini harus melewati jalan kampung dan sawah yang berliku. Jika kita dari pasar Karangawen arah Grobogan, lalu belok kiri jalan alternatif ke kota Demak. Setelah sampai pasar Guntur, lalu belok kanan ke arah Desa Sidoharjo. Melewati jalanan kampung, sawah, dan sejumlah jembatan. Dari pasar Guntur sekitar 3 kilometer sampai lokasi pondok yang cukup terpencil. (jan)