Komunikasi merupakan pertukaran pesan secara tertulis dan lisan melalui percakapan, atau penggambaran yang imajiner untuk mengubah sikap dan pendapat, baik langsung maupun tidak langsung, sehingga menimbulkan proses penyampaian pesan yang lebih lanjut (Effendy, 2000:5). Komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap, perilaku serta pendapat seseorang dalam memahami pesan yang disampaikan, sehingga pengiriman dan umpan balik seimbang secara jelas dan lengkap (Effendy, 2002:50). Komunikasi yang efektif mampu menghasilkan perubahan sikap yang ditandai adanya proses pengertian, memahami, menciptakan kesamaan persepsi, mendapatkan informasi menjadi tahu, menerapkan pengetahuan secara kreatif serta dapat dipahami dengan baik.
Komunikasi di lingkungan SD Negeri 3 Kaliurip, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara yang dilakukan oleh Kepala Sekolah terhadap Guru dengan memahami beberapa nilai karakter yang membawa pesan perilaku. Peningkatan komunikasi untuk motivasi kerja Guru dapat diiringi dengan memberikan informasi akurat dan spesifik baik verbal maupun nonverbal, untuk menegaskan pesan yang disampaikan. Menurut Steven Covey dalam Hassa dan Lina (2009) menyatakan bahwa untuk membangun komunikasi efektif dapat dilakukan melalui usaha mengerti orang lain, kemampuan memenuhi komitmen, menjelaskan harapan serta memperlihatkan integritas. Komunikasi efektif bersifat dua arah, dimana makna yang distimulasikan sama atau serupa dengan yang dimaksudkan oleh penyampai pesan.
Salah satu upaya membangun komunikasi efektif di SD Negeri 3 Kaliurip, Kecamatan Madukara, Kabupaten Banjarnegara melalui penggunaan metode “Downward Communication”. Menurut Arni Muhammad (2009) metode “Downward Communication (komunikasi ke bawah)” merupakan informasi yang disampaikan oleh atasan kepada bawahan secara lisan atau tulis, langsung maupun tidak langsung, berupa perintah penjelasan umum. Metode “Downward Communication” memberikan petunjuk yang spesifik mengenai sebuah instruksi. Pemberian penyampaian instruksi kerja (job instruction) membantu Guru berkerja secara optimal. Penjelasan dari Kepala Sekolah tentang tugas Guru perlu untuk dilaksanakan (job rationale) agar Guru memahami apa yang dikerjaan dan bertujuan meningkatkan motivasi kerja. Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and practices) dapat mengontrol kinerja dan membatasi tingkah laku Guru. Penggunaan metode “Downward Communication” memberikan informasi mengenai bagaimana melakukan pekerjaan, dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan, kebijakan dan praktik-praktik sekolah, kinerja pegawai serta mengembangkan rasa memiliki tugas.
Adapun faktor yang mempengaruhi komunikasi Metode “Downward Communication” menurut (Muhammad, 2007, 110-112) yaitu sebagai berikut: Keterbukaan (Kepala Sekolah dalam memberikan tugas disertai dengan arahan, dengan tujuan agar tugas yang diberikan Kepala Sekolah kepada Guru dapat berjalan sesuai dengan rencana), 2) Kepercayaan pada pesan tulisan ( komunikasi tatap muka lebih disenangi karena dianggap lebih jelas), 4) Timming/ ketepatan waktu (penyampaian pesan disesuaikan dengan kebutuhan Guru agar pesan yang disampaikan sesuai dengan tujuan), 5) Penyaringan pesan (Guru akan menyaring terlebih dahulu pesan yang diperlukan. Penyaringan pesan ini dilakukan karena terdapat perbedaan persepsi antara Guru yang satu dengan lainnya).
Metode “Downward Communication” bersifat menyampaikan informasi dalam merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena kurang informasi dan mempersiapkan anggota sekolah untuk menyesuaikan diri dengan perubahan (Arni, 2007, h.108). Metode “Downward Communication” ternyata mampu memberikan Informasi kepada Guru untuk berkerja secara optimal dan sesuai harapan, mengontrol kinerja Guru dalam membatasi tingkah laku serta memberikan motivasi untuk bekerja lebih baik.
Oleh
RUSIYAM,S.Pd.SD
Kepala Negeri 3 Kaliurip, Kec. Madukara, Kab. Banjarnegara.