Bermain sambil belajar merupakan istilah mudahnya dalam Project Based Learning. Pokok permasalahan terpenting adalah siswa melakukan eksplorasi, penilaian, interprestasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Di sini peran guru hanya menyajikan masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan. Model pembelajaran ini berpusat pada siswa untuk melakukan suatu investigasi yang mendalam terhadap suatu topik. Siswa secara konstruktif melakukan pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata, dan relevan. Masalah yang dipecahkan harus berbentuk penelitian, tempat atau lokasi bisa di in door ataupun aut door. Sebaiknya siswa dibentuk dalam beberapa kelompok kerja. Untuk tiap kelompok terdiri dari 4 – 5 peserta saja, karena jika terlalu banyak membuat tidak fokus pada permasalahan. Dengan kelompok kerja ini diharapkan muncul ide-ide brilian mereka. Saling melengkapi pendapat siswa satu dengan yang lainnya.
Project Based Learning memiliki tujuan memecahkan masalah. Adapun siswa mempelajari konsep-konsep cara memecahkan masalah dan mengembangkan kemampuan berfikir kritis untuk mencari solusi dari masalah yang dihadapi  tersebut. Guru mengawasi saat siswa melakukan riset di lapangan ataupun ruangan, agar suasana belajar tetap kondusif serta tidak keluar dari topik permasalahan. Jika diketemukan kendala dan siswa tidak bisa mengatasi permasalahan, maka peran guru sebagai inspirator membantu dalam mencari solusinya.
Model pembelajaran ini harus mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan termasuk didalamnya tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Penggunaan bisa pada materi yang sederhana maupun kompleks. Untuk materi yang sederhana Project Based Learning dapat diterapkan dengan lebih mudah, namun untuk materi yang sifatnya kompleks beberapa guru yang mencoba masih mengalami kesulitan di tahap-tahap awal.  Tidak semua materi dapat di- Project Based Learning-kan, namun kita harus mengambil materi-materi yang memang dapat dikaitkan dengan masalah autentik yang sedang terjadi di lingkungan sekitar tempat tinggal siswa. Yang mana guru hanya memberikan masalah atau problem pemantik ( bisa dijawab siswa setelah mereka mempelajari materi pelajaran di kelas ). Dalam penerapannya, pertanyaan pemantik dapat berupa satu pertanyaan untuk satu unit materi yang sudah dipelajari atau bisa juga berbeda-beda di setiap pertemuan. Mata pelajaran yang sering menggunakan Project Based Learning adalah sains. Di mana  dalam satu hal dari praktek ini yaitu setiap hal ada plus minusnya ada hal yang baik dan hal yang tidak baik.
Keunggulan dari Problem Based Learning adalah sangat bagus jika diterapkan dalam memahami isi pelajaran. Sifatnya yang menantang kemampuan siswa akan dapat memberikan sebuah kepuasan tersendiri saat menemukan pengetahuan baru bagi siswa tersebut. Selain itu dapat meningkatkan keaktivitasan siswa dalam pembelajaran. Menerapkan pengetahuan baru yang di dapat untuk memahami masalah di kehidupan nyata, kemudian mengembangkannya menjadi ilmu baru.
Sedangkan kelemahan pemakaian Model Pembelajaran Problem Based Learning adalah apabila siswa tidak memiliki minat dan bakat serta kepercayaan tentang masalah yang sedang dipelajari akan sulit menerima apalagi akan mencari pemecahan masalah. Mereka merasa enggan untuk mencoba. Selain itu, waktu yang dibutuhkan cukup lama untuk persiapan, pemahaman masalah yang dihadapi, hingga pemecahan masalah sesuai dengan teori mata pelajaran saat di kelas.
Kesimpulan dari metode Project Based Learning adalah  mata  pembelajaran yang terpusat pada siswa untuk membangun dan mengaplikasikan konsep dari proyek yang dihasilkan dengan mengekplorasi dan memecahkan masalah di dunia nyata secara mandiri.
Dwi Rahayuni,SP.d
Guru SDN Candi 02 Kecamatan Candisari – Semarang